Walaupun dari luar terlihat angker, namun pulau Nusakambangan memiliki berbagai keindahan dibalik keangkerannya. Salah satunya adalah Goa Ratu dan Goa Putri yang terdapat di perbukitan kapur di Pulau Nusakambangan bagian tengah. Goa Ratu ini cukup menarik sebagai obyek wisata alam. Tidak jauh dari lokasi goa Ratu ke arah barat sekitar 2 Km ada Goa Putri, namun goa ini sementara tidak di kunjungi wisatawan karena dinding stalakmit sangat membahayakan pengunjung. Goa Ratu terletak sekitar tiga kilometer dari Dermaga Sodong dan dibuka untuk umum tahun 1996 setelah sebelumnya sering digunakan sebagai tempat semedi masyarakat penganut aliran kepercayaan.
Goa Ratu penuh dengan stalaktit dan stalagmit itu menantang untuk ditelusuri lebih lanjut. Sayangnya, yang dibuka untuk umum baru sekitar 60 persen. Hal ini disebabkan karena membahayakan pengunjung yang memasuki goa. Jika Anda ingin menyusuri kedalaman goa, diperlukan peralatan khusus. Memasuki ruang utama, pengunjung akan menemui batu yang disebut Batu Gandamayit (bau mayat). Disebut demikian karena batu itu mengeluarkan bau busuk. Goa ini juga dihuni oleh binatang seperti kelelawar dan burung walet.
Panjang Goa Ratu kurang lebih 4 km dan lebar 20 meter. Goa yang masih alami di kanan kirinya ditumbuhi oleh pepohonan menambah kesejukan dan kenyamanan di dalamnya. Dari mulut goa ke dalam banyak dihiasi oleh stalaktit dan stalakmit yang masih asli dan relatif indah. Kedua goa tersebut mempunyai lorong yang mudah dilalui sampai dengan panjang 140 meter dan lebar 14 sampai 20 meter, sekitar 70 meter terdapat reruntuhan atap goa yang menunjukan pemandangan dengan latar belakang stalaktit dan stalakmit.
Mitos Goa Ratu
Ada beberapa mitos yang berkembang berkaitan dengan goa ratu. Konon gua ratu merupakan goa tua sebagai istana atau kerajan siluman. Goa ini sering pula dipakai atau sebagai tempat pertemuan raja-raja siluman. Kecuali cerita tersebut goa ini juga terdapat batu yang sering kali disebut atau bernama Ganda Mayit. Batu ini pada malam jumat kliwon berbau bangkai (mayit). Selain batu ganda mayit, dalam goa ratu terdapat pula batu yang diberi nama Selendang Mayang. Batu Selendang Mayang bentuknya tinggi besar dengan pilar pilar di sekelilingnya. Batu ini sendiri sebenarnya merupakan stalakmit yang terbentuk ribuan tahun lalu. Batu selendang mayang tergantung dan ”angker ” persis ditikungan goa , yang salah satunya yang merupakan jalur yang tembus ke laut selatan .
Pada bulan syura di malam hari tertentu yaitu malam jumat kliwon mengeluarkan cahaya. Batu Selendang Mayang pada waktu tertentu juga di kunjungi orang. Mereka yang datang mempunyai maksud-maksud khusus. Kebanyakan mereka (laki-laki atau perempuan ) adalah merasa belum mempunyai pasangan hidup. Mereka kesulitan mencari jodoh umumnya bisa dikatakan ”jejaka tua atau perawan kasep ” menurut keyakinan mereka Batu Selendang Mayang dapat memudahkan orang untuk memperoleh jodoh . supaya dapat dikabulkan, maka mereka harus memeluk batu tersebut dan sambil berkata dalam hati yang diinginkan (lebih afdol lagi dibarengi dengan sesaji ).
Goa Merah
Dalam goa Ratu ini ada juga yang disebut Goa Merah, disebut Goa Merah karena batu yang mengelilinginya berwarna merah. Konon dalam goa yang relatip sulit dijangkau ini dulu pada jaman G 30 S/PKI di manfaatkan sebagai tempat pembantaian (ada yang menyebut sebagai lobang buaya Nusakambangan. Hal ini tentunya menambah ” angkernya ” Goa Ratu yang notabene merupakan induk dari goa-goa yang ada di Nusakambangan . Ditambah lagi adanya legenda bahwa goa ini sebagai pusat kerajaan gaib, untuk itulah konon ada larangan yang tidak tertulis, bahwa bagi pengunjung Pulau Nusakambangan khusus di goa ratu supaya tidak melakukan atau berbuat yang sembrono (tidak pantas) jika berada di dalamnya.
Transportasi
Untuk menuju goa ini relatif sangat mudah. Untuk mereka yang mau berkunjung melalui pelabuhan Penyeberangan Lomanis atau Pelabuhan Wijayakusuma dan menuju Pelabuhan Penyeberangan Sodong dengan naik perahu atau Kapal Pengayoman. Dari Pelabuhan Sodong kemudian dengan menggunakan kendaraan pribadi atau carteran menuju obyek wisata Goa Ratu.
Karena statusnya sebagai pulau tahanan napikelas berat, para pengunjung wajib mengantongi ijin dari petugas keamanan setempat. Setelah mendapatkan ijin, baru bisa melakukan penyeberangan. Dengan jarak yang tidak terlalu jauh, waktu tempuh menggunakan Ferry milik Kemenkumham, yang mampu mengangkut sekitar 100 orang ini, hanya sekitar 5 menit. Rute perjalanan hanya melalui Pelabuhan Lomains (Wijaya Kusuma) ke Pelabuhan Sodong di Nusakembangan. Begitu sampai pelabuhan, para pengunjung akan mendapatkan sambutan dari para napi, yang menawarkan berbagai kerajinan batu. Harga yang ditawarkan relatif murah, antara Rp 5.000 hingga Rp 10.000.
Berkunjung ke Nusakambangan akan lebih mudah jika dilakukan pada hari Sabtu, Minggu, atau hari libur. Jika datang di luar waktu itu, biasanya harus membuat janji dengan Dinas Pariwisata Kabupaten Cilacap. Mengingat aspek keamanan pengunjung.
Goa Ratu penuh dengan stalaktit dan stalagmit itu menantang untuk ditelusuri lebih lanjut. Sayangnya, yang dibuka untuk umum baru sekitar 60 persen. Hal ini disebabkan karena membahayakan pengunjung yang memasuki goa. Jika Anda ingin menyusuri kedalaman goa, diperlukan peralatan khusus. Memasuki ruang utama, pengunjung akan menemui batu yang disebut Batu Gandamayit (bau mayat). Disebut demikian karena batu itu mengeluarkan bau busuk. Goa ini juga dihuni oleh binatang seperti kelelawar dan burung walet.
Panjang Goa Ratu kurang lebih 4 km dan lebar 20 meter. Goa yang masih alami di kanan kirinya ditumbuhi oleh pepohonan menambah kesejukan dan kenyamanan di dalamnya. Dari mulut goa ke dalam banyak dihiasi oleh stalaktit dan stalakmit yang masih asli dan relatif indah. Kedua goa tersebut mempunyai lorong yang mudah dilalui sampai dengan panjang 140 meter dan lebar 14 sampai 20 meter, sekitar 70 meter terdapat reruntuhan atap goa yang menunjukan pemandangan dengan latar belakang stalaktit dan stalakmit.
Mitos Goa Ratu
Ada beberapa mitos yang berkembang berkaitan dengan goa ratu. Konon gua ratu merupakan goa tua sebagai istana atau kerajan siluman. Goa ini sering pula dipakai atau sebagai tempat pertemuan raja-raja siluman. Kecuali cerita tersebut goa ini juga terdapat batu yang sering kali disebut atau bernama Ganda Mayit. Batu ini pada malam jumat kliwon berbau bangkai (mayit). Selain batu ganda mayit, dalam goa ratu terdapat pula batu yang diberi nama Selendang Mayang. Batu Selendang Mayang bentuknya tinggi besar dengan pilar pilar di sekelilingnya. Batu ini sendiri sebenarnya merupakan stalakmit yang terbentuk ribuan tahun lalu. Batu selendang mayang tergantung dan ”angker ” persis ditikungan goa , yang salah satunya yang merupakan jalur yang tembus ke laut selatan .
Pada bulan syura di malam hari tertentu yaitu malam jumat kliwon mengeluarkan cahaya. Batu Selendang Mayang pada waktu tertentu juga di kunjungi orang. Mereka yang datang mempunyai maksud-maksud khusus. Kebanyakan mereka (laki-laki atau perempuan ) adalah merasa belum mempunyai pasangan hidup. Mereka kesulitan mencari jodoh umumnya bisa dikatakan ”jejaka tua atau perawan kasep ” menurut keyakinan mereka Batu Selendang Mayang dapat memudahkan orang untuk memperoleh jodoh . supaya dapat dikabulkan, maka mereka harus memeluk batu tersebut dan sambil berkata dalam hati yang diinginkan (lebih afdol lagi dibarengi dengan sesaji ).
Goa Merah
Dalam goa Ratu ini ada juga yang disebut Goa Merah, disebut Goa Merah karena batu yang mengelilinginya berwarna merah. Konon dalam goa yang relatip sulit dijangkau ini dulu pada jaman G 30 S/PKI di manfaatkan sebagai tempat pembantaian (ada yang menyebut sebagai lobang buaya Nusakambangan. Hal ini tentunya menambah ” angkernya ” Goa Ratu yang notabene merupakan induk dari goa-goa yang ada di Nusakambangan . Ditambah lagi adanya legenda bahwa goa ini sebagai pusat kerajaan gaib, untuk itulah konon ada larangan yang tidak tertulis, bahwa bagi pengunjung Pulau Nusakambangan khusus di goa ratu supaya tidak melakukan atau berbuat yang sembrono (tidak pantas) jika berada di dalamnya.
Transportasi
Untuk menuju goa ini relatif sangat mudah. Untuk mereka yang mau berkunjung melalui pelabuhan Penyeberangan Lomanis atau Pelabuhan Wijayakusuma dan menuju Pelabuhan Penyeberangan Sodong dengan naik perahu atau Kapal Pengayoman. Dari Pelabuhan Sodong kemudian dengan menggunakan kendaraan pribadi atau carteran menuju obyek wisata Goa Ratu.
Karena statusnya sebagai pulau tahanan napikelas berat, para pengunjung wajib mengantongi ijin dari petugas keamanan setempat. Setelah mendapatkan ijin, baru bisa melakukan penyeberangan. Dengan jarak yang tidak terlalu jauh, waktu tempuh menggunakan Ferry milik Kemenkumham, yang mampu mengangkut sekitar 100 orang ini, hanya sekitar 5 menit. Rute perjalanan hanya melalui Pelabuhan Lomains (Wijaya Kusuma) ke Pelabuhan Sodong di Nusakembangan. Begitu sampai pelabuhan, para pengunjung akan mendapatkan sambutan dari para napi, yang menawarkan berbagai kerajinan batu. Harga yang ditawarkan relatif murah, antara Rp 5.000 hingga Rp 10.000.
Berkunjung ke Nusakambangan akan lebih mudah jika dilakukan pada hari Sabtu, Minggu, atau hari libur. Jika datang di luar waktu itu, biasanya harus membuat janji dengan Dinas Pariwisata Kabupaten Cilacap. Mengingat aspek keamanan pengunjung.
Advertisement