Pantai Teluk Penyu merupakan kawasan pantai yang berada di Kecamatan Cilacap Selatan Kabupaten Cilacap, Provinsi Jawa Tengah. Sebagian besar wilayah Kabupaten Cilacap dikelilingi oleh perairan. Maka, Kabupaten Cilacap memiliki potensi wisata pantai yang sangat besar. Salah satu di antaranya adalah Teluk Penyu yang berada di pusat kota Cilacap. Teluk Penyu merupakan kawasan pantai yang berbatasan langsung dengan Samudera Hindia. Pemandangan pantai yang indah menarik banyak pengunjung ke pantai tersebut. Tampak dari kejauhan asap yang keluar dari cerobong PLTU Karang Kandri yang berdiri dengan megah.
Teluk tersebut dinamakan Teluk Penyu karena banyaknya penyu yang berkeliaran di sepanjang bibir pantai (dulunya). Saat ini binatang tersebut sudah tidak lagi dapat ditemukan di Teluk Penyu. Pantai Teluk Penyu berjarak 2 Km ke arah timur dari Pusat Pemerintahan Kabupaten Cilacap dan dapat dijangkau dengan kendaraan umum dan pribadi. Teluk ini cukup memiliki pemandangan yang indah dengan luas kira-kira 14 hektoare.
Area Teluk Penyu yang biasa dikunjungi oleh para pengunjung (utamanya penduduk dan wisatawan lokal) biasanya mulai dari pelabuhan perikanan Samudera dari hingga bibir pantai yang biasa disebut Areal 70 (merujuk kepada sebutan masyarakat sekitar terhadap kawasan tangki-tangki penimbunan bahan bakar dari PT Pertamina UP IV) dimana para wisatawan atau pengunjung bisa melihat langsung Pulau Nusakambangan dari bibir pantai.
Di pantai tersebut Anda dapat menyusuri pemecah ombak yang berbaris di bibir pantai. Terlihat juga banyak orang yang sedang memancing dengan berdiri pada pemecah ombak tersebut. Teluk Penyu ini tergolong tenang karena dengan adanya pemecah ombak tersebut, sehingga berbagai jenis ikan dapat ditemukan di kawasan ini.
Pulau Nusakambangan berada tepat di depan mata. antara Teluk Penyu dengan Pulau Nusakambangan memang hanya dipisahkan oleh sebuah selat kecil. Banyak masyarakat setempat yang menawarkan jasa perahunya untuk digunakan berlayar ke Pulau Nusakambangan. Untuk sekali pelayaran, pengunjung biasanya dikenakan biaya sekitar Rp15.000,00 atau terkadang lebih, bergantung pada tawar-menawar yang dapat dilakukan oleh pengunjung. Namun pada saat akan ada eksekusi narapidana yang ada di Nusakambangan biasanya pelayaran dibatasi tidak boleh terlalu dekat dengan pulau tersebut.
Jika pada hari-hari biasa perahu diperbolehkan menuju Pulau Nusakambangan. Sampai di Pulau Nusakambangan kita membeli tiket lagi untuk menuju Pantai Pasir Putih. Menuju Pantai tersebut kita melewati hutan-hutan yang sejuk. Tidak jauh untuk mencapai tujuan, sekitar 15 menit kita akan sampai di Pantai Pasir Putih. Hamparan pasir berwarna putih dan banyaknya pohon sekitar pantai membuat mata dan otak kita menjadi segar kembali. Kita di sana dapat berenang maupun bermain pasir dengan gembira.
Kuliner
Di sepanjang pantai yang tertata rapi, terutama dari arah pintu masuk area wisata Pantai Teluk Penyu, banyak berdiri kios-kios/warung yang menjajakan ikan asin kering serta ikan-ikan segar/basah yang siap langsung dibakar atau dimasak sesuai dengan keinginan pengunjung. Di sekitar Pantai Teluk Penyu sendiri terdapat warung-warung makan masakan sea food yang berjejer disepanjang pantai. Ada juga toko pakaian dan layang-layang yang dijual di sepanjang pinggir jalan menuju ke pantai teluk penyu.
Kawasan wisata ini ramai dikunjungi pada waktu pagi dan sore hari oleh para penduduk Kota Cilacap sedangkan pada siang hari lebih banyak dikunjungi oleh para wisatawan lokal, utamanya pada masa-masa libur sekolah atau pada hari-hari besar/libur.
Tradisi Sedekah Laut
Warga Kabupaten Cilacap biasanya menggelar tradisi sedekah laut. Sedekah laut adalah ritual yang digelar setiap tahun pada bulan Sura/Muharam pada hari Selasa atau Jum’at Keliwon. Acara dimulai dari Pendopo Wijayakusumacakti Kabupaten Cilacap menuju Pantai Teluk Penyu.
Ribuan warga tumpah ruah di sepanjang jalur yang dilalui arak-arakan sedekah laut. Arak-arakan kirab yang membawa satu jolen tunggul dari Pemkab Cilacap dan beberapa jolen sesaji dari kelompok nelayan. Yakni, kelompok nelayan Donan, Sentolokawat, Bakung, Pandanaran, PPSC, Tegalkamulyan, Lengkong, dan Karang Kemiren.
Jolen-jolen ini dibawa ke Teluk Penyu, dengan berjalan kaki. Dalam perjalanan mengiri arak-arakan jolen, warga nelayan Cilacap juga menyajikan sejumlah atraksi kesenian mulai dari tarian hingga kesenian lainnya. Sesampainya di Teluk Penyu, jolen dibawa menggunakan perahu-perahu ke Laut Selatan.
Tak ayal peristiwa memasukan jolen-jolen itu menjadi daya tarik tersendiri bagi warga. Ribuan warga menyerbu bibir pantai berebut menyaksikan acara sedekah laut itu. Acara sedekah laut hanya digelar setahun sekali ini sebagai ungkapan terima kasih atas limpahan yang diberikan oleh Tuhan.
Prosesi larung sesaji diadakan pada pagi lebih pukul 07.00 wib masing-masing kelompok nelayan membawa sesaji dan jolen yang berisi jajan pasar, makanan mentah dan mainan anak-anak serta kepala kerbau, sapi atau kambing tergantung kemampuan kelompok masing – masing dengan diiringi beberapa pasukan dan kesenian tradisional menuju Pendopo Kabupaten. Setelah semua jolen dari kelompok nelayan berada di Pendapa Kabupaten kemudian dibawa menuju pantai teluk penyu.
Sedekah laut di Cilacap ini lebih dikenal dengan istilah larung sesaji, yang merupakan prosesi memasukan sesaji ke laut sebagai bentuk pengungkapan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa dan penguasa laut pantai selatan, Nyai Roro Kidul. Sosok Nyai Roro Kidul sangat dihormati dikalangan nelayan Cilacap, mereka berpendapat bahwa Nyai Roro Kidul adalah Ratu Pantai Selatan yang menjaga, mengatur serta menghidupi kelangsungan kehidupan di Pantai Selatan Jawa. Mereka juga berpendapat bahwa, penghasilan baik dan buruknya mereka melaut adalah tergantung dari bagaimana kebaikan dari Ratu Pantai Selatan, oleh sebab itu guna menarik mendapatkan keselamatan dari sang ratu, maka setiap tahun masyarakat melakukan persembahan kepada Nyai Roro Kidul.
Teluk tersebut dinamakan Teluk Penyu karena banyaknya penyu yang berkeliaran di sepanjang bibir pantai (dulunya). Saat ini binatang tersebut sudah tidak lagi dapat ditemukan di Teluk Penyu. Pantai Teluk Penyu berjarak 2 Km ke arah timur dari Pusat Pemerintahan Kabupaten Cilacap dan dapat dijangkau dengan kendaraan umum dan pribadi. Teluk ini cukup memiliki pemandangan yang indah dengan luas kira-kira 14 hektoare.
Area Teluk Penyu yang biasa dikunjungi oleh para pengunjung (utamanya penduduk dan wisatawan lokal) biasanya mulai dari pelabuhan perikanan Samudera dari hingga bibir pantai yang biasa disebut Areal 70 (merujuk kepada sebutan masyarakat sekitar terhadap kawasan tangki-tangki penimbunan bahan bakar dari PT Pertamina UP IV) dimana para wisatawan atau pengunjung bisa melihat langsung Pulau Nusakambangan dari bibir pantai.
Di pantai tersebut Anda dapat menyusuri pemecah ombak yang berbaris di bibir pantai. Terlihat juga banyak orang yang sedang memancing dengan berdiri pada pemecah ombak tersebut. Teluk Penyu ini tergolong tenang karena dengan adanya pemecah ombak tersebut, sehingga berbagai jenis ikan dapat ditemukan di kawasan ini.
Pulau Nusakambangan berada tepat di depan mata. antara Teluk Penyu dengan Pulau Nusakambangan memang hanya dipisahkan oleh sebuah selat kecil. Banyak masyarakat setempat yang menawarkan jasa perahunya untuk digunakan berlayar ke Pulau Nusakambangan. Untuk sekali pelayaran, pengunjung biasanya dikenakan biaya sekitar Rp15.000,00 atau terkadang lebih, bergantung pada tawar-menawar yang dapat dilakukan oleh pengunjung. Namun pada saat akan ada eksekusi narapidana yang ada di Nusakambangan biasanya pelayaran dibatasi tidak boleh terlalu dekat dengan pulau tersebut.
Jika pada hari-hari biasa perahu diperbolehkan menuju Pulau Nusakambangan. Sampai di Pulau Nusakambangan kita membeli tiket lagi untuk menuju Pantai Pasir Putih. Menuju Pantai tersebut kita melewati hutan-hutan yang sejuk. Tidak jauh untuk mencapai tujuan, sekitar 15 menit kita akan sampai di Pantai Pasir Putih. Hamparan pasir berwarna putih dan banyaknya pohon sekitar pantai membuat mata dan otak kita menjadi segar kembali. Kita di sana dapat berenang maupun bermain pasir dengan gembira.
Kuliner
Di sepanjang pantai yang tertata rapi, terutama dari arah pintu masuk area wisata Pantai Teluk Penyu, banyak berdiri kios-kios/warung yang menjajakan ikan asin kering serta ikan-ikan segar/basah yang siap langsung dibakar atau dimasak sesuai dengan keinginan pengunjung. Di sekitar Pantai Teluk Penyu sendiri terdapat warung-warung makan masakan sea food yang berjejer disepanjang pantai. Ada juga toko pakaian dan layang-layang yang dijual di sepanjang pinggir jalan menuju ke pantai teluk penyu.
Kawasan wisata ini ramai dikunjungi pada waktu pagi dan sore hari oleh para penduduk Kota Cilacap sedangkan pada siang hari lebih banyak dikunjungi oleh para wisatawan lokal, utamanya pada masa-masa libur sekolah atau pada hari-hari besar/libur.
Tradisi Sedekah Laut
Warga Kabupaten Cilacap biasanya menggelar tradisi sedekah laut. Sedekah laut adalah ritual yang digelar setiap tahun pada bulan Sura/Muharam pada hari Selasa atau Jum’at Keliwon. Acara dimulai dari Pendopo Wijayakusumacakti Kabupaten Cilacap menuju Pantai Teluk Penyu.
Ribuan warga tumpah ruah di sepanjang jalur yang dilalui arak-arakan sedekah laut. Arak-arakan kirab yang membawa satu jolen tunggul dari Pemkab Cilacap dan beberapa jolen sesaji dari kelompok nelayan. Yakni, kelompok nelayan Donan, Sentolokawat, Bakung, Pandanaran, PPSC, Tegalkamulyan, Lengkong, dan Karang Kemiren.
Jolen-jolen ini dibawa ke Teluk Penyu, dengan berjalan kaki. Dalam perjalanan mengiri arak-arakan jolen, warga nelayan Cilacap juga menyajikan sejumlah atraksi kesenian mulai dari tarian hingga kesenian lainnya. Sesampainya di Teluk Penyu, jolen dibawa menggunakan perahu-perahu ke Laut Selatan.
Tak ayal peristiwa memasukan jolen-jolen itu menjadi daya tarik tersendiri bagi warga. Ribuan warga menyerbu bibir pantai berebut menyaksikan acara sedekah laut itu. Acara sedekah laut hanya digelar setahun sekali ini sebagai ungkapan terima kasih atas limpahan yang diberikan oleh Tuhan.
Prosesi larung sesaji diadakan pada pagi lebih pukul 07.00 wib masing-masing kelompok nelayan membawa sesaji dan jolen yang berisi jajan pasar, makanan mentah dan mainan anak-anak serta kepala kerbau, sapi atau kambing tergantung kemampuan kelompok masing – masing dengan diiringi beberapa pasukan dan kesenian tradisional menuju Pendopo Kabupaten. Setelah semua jolen dari kelompok nelayan berada di Pendapa Kabupaten kemudian dibawa menuju pantai teluk penyu.
Sedekah laut di Cilacap ini lebih dikenal dengan istilah larung sesaji, yang merupakan prosesi memasukan sesaji ke laut sebagai bentuk pengungkapan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa dan penguasa laut pantai selatan, Nyai Roro Kidul. Sosok Nyai Roro Kidul sangat dihormati dikalangan nelayan Cilacap, mereka berpendapat bahwa Nyai Roro Kidul adalah Ratu Pantai Selatan yang menjaga, mengatur serta menghidupi kelangsungan kehidupan di Pantai Selatan Jawa. Mereka juga berpendapat bahwa, penghasilan baik dan buruknya mereka melaut adalah tergantung dari bagaimana kebaikan dari Ratu Pantai Selatan, oleh sebab itu guna menarik mendapatkan keselamatan dari sang ratu, maka setiap tahun masyarakat melakukan persembahan kepada Nyai Roro Kidul.
Advertisement