Candi Dieng merupakan kumpulan candi yang terletak di kaki pegunungan Dieng, Wonosobo, Jawa tengah. Kawasan Candi Dieng menempati dataran pada ketinggian 2.000 m di atas permukaan laut, memanjang arah utara-selatan sekitar 1.900 m dengan lebar sepanjang 800 m. Lokasi wisata candi di Dieng ini tidak hanya ada satu, tapi ada beberapa candi yang tersebar, seperti Candi Gatotkaca, Candi Semar, dan Candi Arjuna. Mengelilingi candi Dieng bisa menyajikan keindahan tersendiri. Karena selain bisa melihat candi, kita juga bisa menikmati suasana alam hijau dan menghirup udara segar.
Dataran tinggi Dieng, selain terkenal dengan obyek wisatanya yang beragam, juga terkenal dengan wilayah pertaniannya. Dieng juga terkenal sebagai penghasil sayur-mayur. Berbagai jenis sayur dihasilkan dari daerah ini. Beberapa jenis sayuran seperti wortel, kubis, dan bawang-bawangan dihasilkan dari kawasan ini. Selain sayuran, Dieng juga merupakan sentra penghasil pepaya gunung (carica), jamur, dan buah kemar. Lokasi pertanian yang hijau serta suasana yang sejuk mungkin bisa membantu Anda untuk menyegarkan kembali pikiran yang lelah dengan berbagai aktivitas di kota.
Disini kita bisa menikmati keindahan candi-candi bergaya Hindu yang mempunyai arsitektur unik. Candi candi ini dinamakan seperti tokoh-tokoh pada cerita pewayangan. Kuat dugaan bahwa dulunya candi disini dipergunakan oleh para pendeta Hindu yang menyebarkan ajarannya. Selain menikmati kesegaran udara pegunungan juga sekaligus ikut menghargai dan melestarikan peninggalan nenek moyang bangsa Indonesia yang tak ternilai harganya.
Luas keseluruhan kompleks Candi Dieng mencapai sekitar 1.8 x 0.8 km2. Candi-candi di kawasan Candi Dieng terbagi dalam 3 kelompok dan 1 candi yang berdiri sendiri yang dinamakan berdasarkan nama tokoh dalam cerita wayang yang diadopsi dari Kitab Mahabarata. Ketiga kelompok candi tersebut adalah Kelompok Arjuna, Kelompok Gatutkaca, Kelompok Dwarawati dan satu candi yang berdiri sendiri adalah Candi Bima. Candi-candi tersebut
a. Kelompok Arjuna
Kelompok Arjuna terdiri atas 4 candi yang berderet memanjang arah utara-selatan. Candi Arjuna berada di ujung selatan, kemudian berturut-turut ke arah utara adalah Candi Sri kandi, Candi Sembadra dan Candi Puntadewa. Tepat di depan Candi Arjuna, terdapat Candi Semar. Keempat candi di komples ini menghadap ke barat, kecuali Candi Semar yang menghadap ke Candi Arjuna.
Candi Arjuna. Candi ini mirip dengan candi-candi di komples Gedong Sanga. Denah dasar persegi dengan luas sekitar ukuran sekitar 4 m2. Tubuh candi berdiri diatas batur setinggi sekitar 1 m. Di sisi barat terdapat tangga menuju pintu masuk ke ruangan kecil dalam tubuh candi. Pintu candi dilengkapi dengan semacam bilik penampil yang menjorok keluar sekitar 1 m dari tubuh candi. Di atas ambang pintu dihiasi dengan pahatan Kalamakara.
Candi Semar. Candi ini letaknya berhadapan dengan Candi Arjuna. Denah dasarnya berbentuk persegi empat membujur arah utara-selatan. Batur candi setinggi sekitar 50 cm, polos tanpa hiasan. Tangga menuju pintu masuk ke ruang dalam tubuh candi terdapat di sisi timur. Di atas ambang pintu terdapat Kalamakara tanpa rahang bawah.
Candi Sri kandi. Candi ini terletak di utara Candi Arjuna. Batur candi setinggi sekitar 50 cm dengan denah dasar berbentuk kubus. Di sisi timur terdapat tangga dengan bilik penampil. Pada dinding utara terdapat pahatan yang menggambarkan Wisnu, pada dinding timur menggambarkan Syiwa dan pada dinding selatan menggambarkan Brahma. Sebagian besar pahatan tersebut sudah rusak. Atap candi sudah rusak sehingga tidak terlihat lagi bentuk aslinya.
Candi Puntadewa. Seperti candi lainnya, ukuran Candi Puntadewa tidak terlalu besar, namun candi ini tampak lebih tinggi. Tubuh candi berdiri di atas batur bersusun setinggi sekitar 2,5 m. Tangga menuju pintu masuk ke dalam ruang dalam tubuh candi dilengkapi pipi candi dan dibuat bersusun dua, sesuai dengan batur candi.
b. Kelompok Gatutkaca
Kelompok Gatutkaca juga terdiri atas 5 candi, yaitu Candi Gatutkaca, Candi Setyaki, Candi Nakula, Candi Sadewa, Candi Petruk dan Candi Gareng, namun saat ini yang masih dapat dilihat bangunannya hanya Candi Gatutkaca. Keempat candi lainnya hanya tersisa tinggal reruntuhannya saja.
Batur candi setinggi sekitar 1 m dibuat bersusun dua dengan denah dasar berbentuk bujur sangkar. Di pertengahan sisi selatan, timur dan utara terdapat bagian yang menjorok keluar, membentuk relung seperti bilik penampil. Pintu masuk terletak di sisi barat dan, dilengkapi dengan bilik penampil.
c. Kelompok Dwarawati
Kelompok Dwarawati terdiri atas 4 candi, yaitu Candi Dwarawati, Candi Abiyasa, Candi Pandu, dan Candi Margasari. Akan tetapi, saat ini yang berada dalam kondisi relatif utuh hanya satu candi, yaitu Candi Dwarawati.
Candi Dwarawati. Bentuk Candi Dwarawati mirip dengan Candi Gatutkaca, yaitu denah dasar segi empat dengan penampil di keempat sisinya. Tubuh candi berdiri di atas batur setinggi sekitar 50 cm. Tangga dan pintu masuk, yang terletak di sisi barat, saat ini dalam keadaan polos tanpa pahatan.
d. Candi Bima
Candi Bima terletak menyendiri di atas bukit. Candi ini merupakan bangunan terbesar di antara kumpulan Candi Dieng. Bentuknya berbeda dari candi-candi di Jawa tengah pada umumnya. Kaki candi mempunyai denah dasar bujur sangkar, namun karena di setiap sisi terdapat penampil yang agak menonjol keluar, maka seolah-olah denah dasar Candi Bima berbentuk segi delapan.
Transportasi ke Dataran Tinggi Dieng
Cara yang paling gampang agar bisa sampai ke Dataran Tinggi Dieng adalah dengan mobil. Siapa saja bisa mengunjungi Dieng bahkan dengan kendaraan umum. Untuk transportasi umum kita bisa memanfaatkan bus dari Jogja ke Magelang dan ke Wonosobo. Setelah berada di Wonosobo, gunakan minibus menuju Desa Dieng. Dataran Tinggi Dieng bisa ditempuh dengan jalan kaki dari desa Dieng. Bila kita menggunakan mobil pribadi, kita bisa parkir di lokasi sekitarnya.
Udara yang sejuk dengan temperatur berkisar 15 derajat celcius maka sebaiknya membawa sweater ataupun baju penghangat. Ada baiknya juga meninggalkan lokasi sebelum malam tiba dikarenakan Dieng mulai tertutup kabut sejak sore.
Tiket masuk obyek wisata di Dieng (Januari 2015)
Dataran tinggi Dieng, selain terkenal dengan obyek wisatanya yang beragam, juga terkenal dengan wilayah pertaniannya. Dieng juga terkenal sebagai penghasil sayur-mayur. Berbagai jenis sayur dihasilkan dari daerah ini. Beberapa jenis sayuran seperti wortel, kubis, dan bawang-bawangan dihasilkan dari kawasan ini. Selain sayuran, Dieng juga merupakan sentra penghasil pepaya gunung (carica), jamur, dan buah kemar. Lokasi pertanian yang hijau serta suasana yang sejuk mungkin bisa membantu Anda untuk menyegarkan kembali pikiran yang lelah dengan berbagai aktivitas di kota.
Disini kita bisa menikmati keindahan candi-candi bergaya Hindu yang mempunyai arsitektur unik. Candi candi ini dinamakan seperti tokoh-tokoh pada cerita pewayangan. Kuat dugaan bahwa dulunya candi disini dipergunakan oleh para pendeta Hindu yang menyebarkan ajarannya. Selain menikmati kesegaran udara pegunungan juga sekaligus ikut menghargai dan melestarikan peninggalan nenek moyang bangsa Indonesia yang tak ternilai harganya.
Luas keseluruhan kompleks Candi Dieng mencapai sekitar 1.8 x 0.8 km2. Candi-candi di kawasan Candi Dieng terbagi dalam 3 kelompok dan 1 candi yang berdiri sendiri yang dinamakan berdasarkan nama tokoh dalam cerita wayang yang diadopsi dari Kitab Mahabarata. Ketiga kelompok candi tersebut adalah Kelompok Arjuna, Kelompok Gatutkaca, Kelompok Dwarawati dan satu candi yang berdiri sendiri adalah Candi Bima. Candi-candi tersebut
a. Kelompok Arjuna
Kelompok Arjuna terdiri atas 4 candi yang berderet memanjang arah utara-selatan. Candi Arjuna berada di ujung selatan, kemudian berturut-turut ke arah utara adalah Candi Sri kandi, Candi Sembadra dan Candi Puntadewa. Tepat di depan Candi Arjuna, terdapat Candi Semar. Keempat candi di komples ini menghadap ke barat, kecuali Candi Semar yang menghadap ke Candi Arjuna.
Candi Arjuna. Candi ini mirip dengan candi-candi di komples Gedong Sanga. Denah dasar persegi dengan luas sekitar ukuran sekitar 4 m2. Tubuh candi berdiri diatas batur setinggi sekitar 1 m. Di sisi barat terdapat tangga menuju pintu masuk ke ruangan kecil dalam tubuh candi. Pintu candi dilengkapi dengan semacam bilik penampil yang menjorok keluar sekitar 1 m dari tubuh candi. Di atas ambang pintu dihiasi dengan pahatan Kalamakara.
Candi Semar. Candi ini letaknya berhadapan dengan Candi Arjuna. Denah dasarnya berbentuk persegi empat membujur arah utara-selatan. Batur candi setinggi sekitar 50 cm, polos tanpa hiasan. Tangga menuju pintu masuk ke ruang dalam tubuh candi terdapat di sisi timur. Di atas ambang pintu terdapat Kalamakara tanpa rahang bawah.
Candi Sri kandi. Candi ini terletak di utara Candi Arjuna. Batur candi setinggi sekitar 50 cm dengan denah dasar berbentuk kubus. Di sisi timur terdapat tangga dengan bilik penampil. Pada dinding utara terdapat pahatan yang menggambarkan Wisnu, pada dinding timur menggambarkan Syiwa dan pada dinding selatan menggambarkan Brahma. Sebagian besar pahatan tersebut sudah rusak. Atap candi sudah rusak sehingga tidak terlihat lagi bentuk aslinya.
Candi Puntadewa. Seperti candi lainnya, ukuran Candi Puntadewa tidak terlalu besar, namun candi ini tampak lebih tinggi. Tubuh candi berdiri di atas batur bersusun setinggi sekitar 2,5 m. Tangga menuju pintu masuk ke dalam ruang dalam tubuh candi dilengkapi pipi candi dan dibuat bersusun dua, sesuai dengan batur candi.
b. Kelompok Gatutkaca
Kelompok Gatutkaca juga terdiri atas 5 candi, yaitu Candi Gatutkaca, Candi Setyaki, Candi Nakula, Candi Sadewa, Candi Petruk dan Candi Gareng, namun saat ini yang masih dapat dilihat bangunannya hanya Candi Gatutkaca. Keempat candi lainnya hanya tersisa tinggal reruntuhannya saja.
Batur candi setinggi sekitar 1 m dibuat bersusun dua dengan denah dasar berbentuk bujur sangkar. Di pertengahan sisi selatan, timur dan utara terdapat bagian yang menjorok keluar, membentuk relung seperti bilik penampil. Pintu masuk terletak di sisi barat dan, dilengkapi dengan bilik penampil.
c. Kelompok Dwarawati
Kelompok Dwarawati terdiri atas 4 candi, yaitu Candi Dwarawati, Candi Abiyasa, Candi Pandu, dan Candi Margasari. Akan tetapi, saat ini yang berada dalam kondisi relatif utuh hanya satu candi, yaitu Candi Dwarawati.
Candi Dwarawati. Bentuk Candi Dwarawati mirip dengan Candi Gatutkaca, yaitu denah dasar segi empat dengan penampil di keempat sisinya. Tubuh candi berdiri di atas batur setinggi sekitar 50 cm. Tangga dan pintu masuk, yang terletak di sisi barat, saat ini dalam keadaan polos tanpa pahatan.
d. Candi Bima
Candi Bima terletak menyendiri di atas bukit. Candi ini merupakan bangunan terbesar di antara kumpulan Candi Dieng. Bentuknya berbeda dari candi-candi di Jawa tengah pada umumnya. Kaki candi mempunyai denah dasar bujur sangkar, namun karena di setiap sisi terdapat penampil yang agak menonjol keluar, maka seolah-olah denah dasar Candi Bima berbentuk segi delapan.
Transportasi ke Dataran Tinggi Dieng
Cara yang paling gampang agar bisa sampai ke Dataran Tinggi Dieng adalah dengan mobil. Siapa saja bisa mengunjungi Dieng bahkan dengan kendaraan umum. Untuk transportasi umum kita bisa memanfaatkan bus dari Jogja ke Magelang dan ke Wonosobo. Setelah berada di Wonosobo, gunakan minibus menuju Desa Dieng. Dataran Tinggi Dieng bisa ditempuh dengan jalan kaki dari desa Dieng. Bila kita menggunakan mobil pribadi, kita bisa parkir di lokasi sekitarnya.
Udara yang sejuk dengan temperatur berkisar 15 derajat celcius maka sebaiknya membawa sweater ataupun baju penghangat. Ada baiknya juga meninggalkan lokasi sebelum malam tiba dikarenakan Dieng mulai tertutup kabut sejak sore.
Tiket masuk obyek wisata di Dieng (Januari 2015)
- Komplek Candi Arjuna Rp. 5.000,-
- Telaga Warna, Komplek Gua Semar Rp. 7.500,-
- Dieng Plateau Theater Rp. 5.000,-
- Kawah Sikidang Rp. 5.000,-
- Telaga Cebong Rp. 5.000,-
- Bukit Sikunir Rp. 5.000,-
- Telaga Merdada Rp. 5.000,-
- Telaga Menjer Rp.3.000,-
- Kawah Candradimuka Rp. 5.000,-
- Sumur Jalatunda Rp. 5.000,-
- Air Terjun Sirawe Rp. 5.000,-
- Batu Ratapan Angin Rp. 10.000,-
Advertisement