Curug cipendok obyek wisata air terjun yang terletak di desa Karang Tengah,Cilongok Kabupaten Banyumas Jawa Tengah ini memang merupakan obyek wisata yang sangat ramai dikunjungi oleh para wisatawan domestik khususnya pada hari libur. Tempat wisata yang sekarang dikelola Pemda Banyumas dan Perhutani inipun menjadi tempat favorit wisata di Kabupaten Banyumas.
Asal-Usul Nama Cipendok
Nama Curug Cipendok bermula dari legenda yang masih berkaitan dengan sejarah Perang Diponegoro. Perang yang dimenangkan Belanda itu membuat seluruh wilayah kerajaan Surakarta termasuk wilayah Dulangmas, meliputi Kedu, Magelang, Banyumas berada dibawah kekuasaan pemerintahan kolonial. Perjanjian tersebut tertuang dalam perjanjian Dulangmas.
Kawedanan Ajibarang, saat itu dipimpin oleh seorang Wedana bernama Raden Ranusentika diberi tugas untuk melakukan kerja rodi, berupa pembukaan hutan belantara di sekitar lereng Gunung Slamet untuk dijadikan area perkebunan. Sudah delapan bulan lamanya beliau memimpin pembukaan hutan di lereng Gunung Slamet, namun belum juga mendapatkan hasil. Senantiasa terjadi keanehan, pada saat pohon-pohon selesai ditebang, esoknya tumbuh lagi seperti semula. Seolah-olah seperti belum pernah ditebang sama sekali. Kejadian ini terjadi berulang-ulang, sehingga membuat bingung dan pusing Raden Ranusentika.
Raden Ranusentika berdoa dan bermohon kepada Tuhan dengan cara bertapa beberapa saat. Karena merasa belum mendapat petunjuk juga, beliau kemudian menyudahi bertapa. Sembari mengusir kegundahan dan mencari jalan keluar, Raden Ranusentika pergi memancing ikan di dekat air terjun. Di tengah-tengahnya memancing, tiba-tiba beliau merasa kailnya seperti ditarik-tarik oleh ikan yang besar, sampai-sampai gagang pancingnya melengkung.
Namun alangkah terkejutnya, saat pancingnya ditarik bukannya ikan yang didapat, melainkan sebuah barang mirip cincin yang merupakan pendok atau cincin warangka keris yang bersinar kuning keemasan. Ketika didekatkan, tiba-tiba Raden Ranusentika bisa melihat banyak sekali makhluk halus yang berada di hutan yang telah ditebang habis. Mereka semua yang selama ini menggagalkan pekerjaan Raden Ranusentika.
Atas usulan Breden Santa, seorang kepala pekerja, air terjun dimana Raden Ranusentika menemukan pendok keris, dinamakan Curug Cipendok. Berasal dari kata curug yang berarti air terjun dan pendok atau cincin dari bilah keris. Selain menemukan pendok, Raden Ranusentika juga ditemui seorang makhluk halus berujud peri, bernama Dewi Masinten Putri Sudhem yang bersedia membantu menyelesaikan pekerjaan pembukaan hutan tersebut. Akhirnya, pekerjaan pembukaan hutan berhasil diselesaikan dengan baik. Dewi Masinten Putri Sudhem kemudian diboyong ke Kadipaten Ajibarang, menjadi garwa padmi (selir) dari Raden Ranusentika.
Curug Cipendok adalah air terjun dengan ketinggian 92 meter yang terletak di lereng Gunung Slamet. Curug Cipendok mempunyai daya tarik tersendiri, karena lingkungan masih betul-betul alami. Kesunyian juga masih sangat terasa, sebab belum banyak pelancong yang datang menikmati keindahan alamnya. Hawa di sekitarnya sejuk dan sepanjang jalan menuju ke sana terdapat area perkebunan. Di sekitar wilayahnya terdapat bumi perkemahan dan sebuah telaga yang bernama Telaga Pucung.
Akses Menuju Curug Cipendok
Untuk masuk ke Curug Cipendok, bisa ditempuh melalui kota Purwo-kerto, melalui jalan Purwokerto-Cilongok, sampai pertigaan Lo-sari, sekitar 14 km dari Purwokerto. Dari jalan raya Cilongok menuju lokasi berjarak 8 km dengan kondisi jalan naik dan berkelok, tapi aspalnya sudah halus.
Bagi yang tidak mempunyai kendaraan pribadi ataupun ingin mengunjungi kawasan Curug Cipendok tanpa menggunakan kendaraan pribadi, dapat memanfaatkan angkutan umum (Koperades). Angkutan umum ini mempunyai trayek jalur Ajibarang - Losari - Kalisari - KarangTengah - Lebaksiu - Curug Cipendok. Pada hari biasa Koperades ini biasanya hanya melayani rute Ajibarang - Losari - Lebaksiu (KarangTengah), namun bisa disewa (dicarter) untuk membawa pelancong yang ingin menuju Curug Cipendok. Biasanya untuk para pelancong yang ingin menyewa Koperades, bisa mencari di pertigaan Losari (desa Karang Lo).
Keindahan Curug Cipendok
Air terjun yang berada di balik kehijauan tumbuhan pakis inilah hawa dingin itu berasal. Basah, lembut, putih, dan bening. Beruntung debit air sedang surut karena kemarau panjang, sehingga air terjun ini dapat didekati pada jarak sedekat ini tanpa terpercik air.
Biasanya pada jarak seperti ini, pengunjung sudah harus mengenakan payung atau jas hujan, karena percikan air terjun menjangkau hingga jarak 500 meter. Satu pemandangan nan mempesona pada ketinggian 700 meter di lereng gunung. Inilah Curug Cipendok.
Bagi yang mempunyai nyali besar, berenang di dalam kedung tidak akan terlewatkan. Sekelompok pemuda ini misalnya. Mereka berani berenang hingga mendekati pusat air terjun. Padahal kedung ataupun ceruk dimana air terjun ini jatuh, mempunyai kedalaman hingga 25 meter dengan suhu dingin dibawah 20 derajat celcius. Dan bagi anak-anak kecil yang ingin merasakan dinginnya air terjun, bisa menceburkan diri pada tempat yang tidak terlalu dalam seperti ini.
Curug Cipendok mempunyai potensi alam yang luar biasa, maka pemerintah daerah Banyumas pun akhirnya turun tangan memberikan fasilitas tambahan yang bisa membuat para pengunjung nyaman untuk berwisata ke air terjun ini.
Misalnya dengan menambahkan fasilitas mushola, tempat peristirahatan, kamar mandi, arena outbond, jungle tracking, jogging track, bumi perkemahan, tempat untuk pentas hiburan, tempat bermain anak, tempat parkir yang luas, akses jalan yang lebih mendukung, serta menambah satu obyek wisata tambahan di sekitar Curug Cipendok berupa Telaga Pucung yang jaraknya hanya 500 meter ke arah barat dari lokasi air terjun. Jadi, kalau anda datang berkunjung ke Curug Cipendok, anda pun bisa mendapatkan bonus berupa Telaga Pucung yang sayang untuk dilewatkan.
Asal-Usul Nama Cipendok
Nama Curug Cipendok bermula dari legenda yang masih berkaitan dengan sejarah Perang Diponegoro. Perang yang dimenangkan Belanda itu membuat seluruh wilayah kerajaan Surakarta termasuk wilayah Dulangmas, meliputi Kedu, Magelang, Banyumas berada dibawah kekuasaan pemerintahan kolonial. Perjanjian tersebut tertuang dalam perjanjian Dulangmas.
Kawedanan Ajibarang, saat itu dipimpin oleh seorang Wedana bernama Raden Ranusentika diberi tugas untuk melakukan kerja rodi, berupa pembukaan hutan belantara di sekitar lereng Gunung Slamet untuk dijadikan area perkebunan. Sudah delapan bulan lamanya beliau memimpin pembukaan hutan di lereng Gunung Slamet, namun belum juga mendapatkan hasil. Senantiasa terjadi keanehan, pada saat pohon-pohon selesai ditebang, esoknya tumbuh lagi seperti semula. Seolah-olah seperti belum pernah ditebang sama sekali. Kejadian ini terjadi berulang-ulang, sehingga membuat bingung dan pusing Raden Ranusentika.
Raden Ranusentika berdoa dan bermohon kepada Tuhan dengan cara bertapa beberapa saat. Karena merasa belum mendapat petunjuk juga, beliau kemudian menyudahi bertapa. Sembari mengusir kegundahan dan mencari jalan keluar, Raden Ranusentika pergi memancing ikan di dekat air terjun. Di tengah-tengahnya memancing, tiba-tiba beliau merasa kailnya seperti ditarik-tarik oleh ikan yang besar, sampai-sampai gagang pancingnya melengkung.
Namun alangkah terkejutnya, saat pancingnya ditarik bukannya ikan yang didapat, melainkan sebuah barang mirip cincin yang merupakan pendok atau cincin warangka keris yang bersinar kuning keemasan. Ketika didekatkan, tiba-tiba Raden Ranusentika bisa melihat banyak sekali makhluk halus yang berada di hutan yang telah ditebang habis. Mereka semua yang selama ini menggagalkan pekerjaan Raden Ranusentika.
Atas usulan Breden Santa, seorang kepala pekerja, air terjun dimana Raden Ranusentika menemukan pendok keris, dinamakan Curug Cipendok. Berasal dari kata curug yang berarti air terjun dan pendok atau cincin dari bilah keris. Selain menemukan pendok, Raden Ranusentika juga ditemui seorang makhluk halus berujud peri, bernama Dewi Masinten Putri Sudhem yang bersedia membantu menyelesaikan pekerjaan pembukaan hutan tersebut. Akhirnya, pekerjaan pembukaan hutan berhasil diselesaikan dengan baik. Dewi Masinten Putri Sudhem kemudian diboyong ke Kadipaten Ajibarang, menjadi garwa padmi (selir) dari Raden Ranusentika.
Curug Cipendok adalah air terjun dengan ketinggian 92 meter yang terletak di lereng Gunung Slamet. Curug Cipendok mempunyai daya tarik tersendiri, karena lingkungan masih betul-betul alami. Kesunyian juga masih sangat terasa, sebab belum banyak pelancong yang datang menikmati keindahan alamnya. Hawa di sekitarnya sejuk dan sepanjang jalan menuju ke sana terdapat area perkebunan. Di sekitar wilayahnya terdapat bumi perkemahan dan sebuah telaga yang bernama Telaga Pucung.
Akses Menuju Curug Cipendok
Untuk masuk ke Curug Cipendok, bisa ditempuh melalui kota Purwo-kerto, melalui jalan Purwokerto-Cilongok, sampai pertigaan Lo-sari, sekitar 14 km dari Purwokerto. Dari jalan raya Cilongok menuju lokasi berjarak 8 km dengan kondisi jalan naik dan berkelok, tapi aspalnya sudah halus.
Bagi yang tidak mempunyai kendaraan pribadi ataupun ingin mengunjungi kawasan Curug Cipendok tanpa menggunakan kendaraan pribadi, dapat memanfaatkan angkutan umum (Koperades). Angkutan umum ini mempunyai trayek jalur Ajibarang - Losari - Kalisari - KarangTengah - Lebaksiu - Curug Cipendok. Pada hari biasa Koperades ini biasanya hanya melayani rute Ajibarang - Losari - Lebaksiu (KarangTengah), namun bisa disewa (dicarter) untuk membawa pelancong yang ingin menuju Curug Cipendok. Biasanya untuk para pelancong yang ingin menyewa Koperades, bisa mencari di pertigaan Losari (desa Karang Lo).
Keindahan Curug Cipendok
Air terjun yang berada di balik kehijauan tumbuhan pakis inilah hawa dingin itu berasal. Basah, lembut, putih, dan bening. Beruntung debit air sedang surut karena kemarau panjang, sehingga air terjun ini dapat didekati pada jarak sedekat ini tanpa terpercik air.
Biasanya pada jarak seperti ini, pengunjung sudah harus mengenakan payung atau jas hujan, karena percikan air terjun menjangkau hingga jarak 500 meter. Satu pemandangan nan mempesona pada ketinggian 700 meter di lereng gunung. Inilah Curug Cipendok.
Bagi yang mempunyai nyali besar, berenang di dalam kedung tidak akan terlewatkan. Sekelompok pemuda ini misalnya. Mereka berani berenang hingga mendekati pusat air terjun. Padahal kedung ataupun ceruk dimana air terjun ini jatuh, mempunyai kedalaman hingga 25 meter dengan suhu dingin dibawah 20 derajat celcius. Dan bagi anak-anak kecil yang ingin merasakan dinginnya air terjun, bisa menceburkan diri pada tempat yang tidak terlalu dalam seperti ini.
Curug Cipendok mempunyai potensi alam yang luar biasa, maka pemerintah daerah Banyumas pun akhirnya turun tangan memberikan fasilitas tambahan yang bisa membuat para pengunjung nyaman untuk berwisata ke air terjun ini.
Misalnya dengan menambahkan fasilitas mushola, tempat peristirahatan, kamar mandi, arena outbond, jungle tracking, jogging track, bumi perkemahan, tempat untuk pentas hiburan, tempat bermain anak, tempat parkir yang luas, akses jalan yang lebih mendukung, serta menambah satu obyek wisata tambahan di sekitar Curug Cipendok berupa Telaga Pucung yang jaraknya hanya 500 meter ke arah barat dari lokasi air terjun. Jadi, kalau anda datang berkunjung ke Curug Cipendok, anda pun bisa mendapatkan bonus berupa Telaga Pucung yang sayang untuk dilewatkan.
Advertisement