Museum BRI terletak di jalan Jend Sudirman, Purwokerto, Jawa Tengah yang bersebelahan dengan Kantor unit BRI cabang Wiriatmadja. Museum ini diresmikan oleh Kamardy Arief, Direktur Utama Bank Rakyat Indonesia pada tanggal 19 Desember 1990. Didirikan di Purwokerto karena di kota inilah cikal bakal BRI didirikan oleh Patih R. Aria Wiriatmadja pada tanggal 16 Desember 1895.
Raden Bei Aria Wirjaatmadja adalah perintis berdirinya Bank Rakyat Indonesia (BRI) yang merupakan salah satu bank milik pemerintah yang terbesar di Indonesia. Pada awalnya ia membentuk sebuah lembaga semacam Bank yang diberi nama De Poerwokertosche Hulp en Spaarbank Der Inladsche Hoofden dan menjadi awal kegiatan Bank Perkreditan Rakyat di Indonesia. Seiring bertambahnya modal pada tanggal 16 Desember 1895 didirikanlah secara resmi Bank Perkreditan Rakyat pertama di Indonesia dengan nama Hulp-en Spaarbank der Inlandsche Bestuurs Ambtenaren atau Bank Bantuan dan Simpanan Milik Kaum Priyayi yang berkebangsaan Indonesia (pribumi), yang kemudian dijadikan sebagai hari kelahiran BRI.
Museum BRI terletak di Purwokerto, Jawa Tengah, terdiri dari tiga monumen yaitu Gedung Replika, Patung Raden Aria Wirjaatmadja, Gedung Museum BRI. Selain tiga monumen tersebut, untuk mengenang dan melanjutkan semangat pendirinya pada Museum BRI ini pun dilengkapi dengan Unit Pelayanan yang terdapat di dalam Gedung Museum. Lokasi ketiga monumen ini berada dalam satu halaman, sesuai dengan ketika pertama kali bank De Poerwokertosche Hulp-en Spaarbank der Inlandsche Bestuurs Ambtenaren beroperasi pada tahun 1895.
Gedung Bank Priyayi
Bangunan seluas 31 meter persegi ini merupakan kantor tempat De Poerwokertosche Hulp-en Spaarbank der Inlandsche Bestuurs Ambtenaren memulai operasinya yang pertama kali, yaitu pada 16 Desember 1895. Walaupun bangunan ini telah mengalami renovasi namun bentuk dan letaknya dibuat tepat sama seperti aslinya. Bahkan dalam renovasi ini hanya dindingnya saja yang menggunakan batubata baru, sedangkan kosen-kosen atap, jendela, pintu, langit-langit, dan atapnya masih memakai bahan yang asli.
Bangunan kantor ini dibagi menjadi dua bagian yaitu ruang dalam dan teras. Ruang dalam merupakan ruang kerja Raden Aria Wirjaatmadja, sedangkan teras merupakan tempat pembantunya menerima atau melayani para nasabahnya. Di dalam museum, pengunjung mendapat gambaran perkembangan Bank Rakyat Indonesia dari yang semula satu kantor bank kecil bernama De Purwakertosche Hulp-en Spaar Bank der Inlandsche Bestuur Ambtenaren atau Bank Priyayi hingga menjadi salah satu bank besar di Indonesia dengan kantor cabang sampai ke tingkat kecamatan-kecamatan di seluruh Indonesia.
Monumen Raden Aria Wirjaatmadja
Untuk mengenang dan menghormati jasa-jasa Raden Aria Wirjaatmadja sebagai pencetus gagasan mendirikan bank, didirikanlah sebuah monumen berupa patung Raden Aria Wirjaatmadja. Patung ini terletak di sebelah kanan gedung replika dan dikelilingi oleh sebuah kolam kecil. Nama sang pendiri juga dijadikan nama jalan tempat bangunan bank ini berdiri dulunya. Patungnya diabadikan di depan museum. Hingga kini di lokasi ini masih dapat ditelusuri bangunannya yang masih utuh dirawat dan dilestarikan sebagai museum Bank BRI sebagai penerus. Persis berseberangan dengan kantor pusat BRI Purwokerto.
Wirjaatmadja lahir dari pasangan Raden Ngabehi Dipadiwirja (Kepala Demang Prajurit Ayah) dengan ibu anak dari Mas Ngabehi Kertajaya (seorang Kliwon di Surakarta) di Adireja ibukota daerah Ayah Kabupaten Banyumas pada bulan Agustus 1831. Pada usia 21 tahun beliau sudah bekerja menjadi juru tulis kontrolir Belanda di Banjarnegara.
Dua tahun kemudian Wirjaatmadja menjabat mantri polisi, selanjutnya menanjak sebagai wakil wedana (1863), wedana definitif di Batur (1866), wedana Adireja (1873), wedana Karesidenan Banyumas (1875), dan Patih Purwokerto (1879). Jabatan ini dipegang hingga pensiun pada tahun 1907.
Selain dikenal sebagai Patih Purwokerto, Raden Aria Wirjaatmadja dikenal juga sebagai peletak dasar dan pendiri bank di Indonesia, yang juga menjadi cikal bakal dari Bank Rakyat Indonesia.
Gedung Museum
Gedung Museum BRI terdiri dari dua lantai, yaitu lantai atas dan lantai dasar. Lantai atas menginformasikan mengenai sistem keuangan dan cikal bakal sistem perbankan di Indonesia yang ditampilkan dengan patung kuwera, mata uang yang pernah dipakai di Indonesia, dan wadah penyimpanan uang tradisional. Mata uang logam dan kertas dari VOC sampai sekarang, termasuk juga mata uang Portugis Timor Timur dan mata uang logam masa Majapahit. Selain itu, pada ruang ini juga terdapat koleksi Raden Aria Wirjaatmadja dan diorama yang menggambarkan awal mula gagasan pendirian bank.
Sedangkan di lantai dasar berusaha menginformasikan sejarah perjalanan BRI semenjak berdirinya sampai dengan keberadaannya saat ini. Koleksi yang ditampilkan dalam ruang pameran lantai dasar antara lain akta-akta pendirian, peralatan dan mesin-mesin, foto-foto direksi dan kegiatannya, dokumen-dokumen, serta sarana simulasi.
Disamping itu, museum ini juga dilengkapi dengan sarana perpustakaan yang tidak saja mempunyai koleksi buku-buku yang berkaitan dengan kegiatan operasional BRI di masa lalu dan saat ini, melainkan juga buku-buku dan bahan bacaan masa kini. Perpustakaan Museum BRI dibuka untuk umum pada setiap hari kerja.
Meskipun tak dipungut biaya masuk, museum ini sepi pengunjung. Mungkin belum banyak yang mengenal bahwa bank pemerintah yang terkenal itu lahir dan tumbuh di tempat ini. Meretas jalan panjang peran dalam perekonomian di negeri ini. Lewat sejarah kita dapat terus belajar tentang kearifan lokal yang seringkali terkubur nilai-nilai import yang kian menderu.
Lokasi Museum
Jalan Jenderal Sudirman No.57 Purwokerto
Telp. 0293-310230
Raden Bei Aria Wirjaatmadja adalah perintis berdirinya Bank Rakyat Indonesia (BRI) yang merupakan salah satu bank milik pemerintah yang terbesar di Indonesia. Pada awalnya ia membentuk sebuah lembaga semacam Bank yang diberi nama De Poerwokertosche Hulp en Spaarbank Der Inladsche Hoofden dan menjadi awal kegiatan Bank Perkreditan Rakyat di Indonesia. Seiring bertambahnya modal pada tanggal 16 Desember 1895 didirikanlah secara resmi Bank Perkreditan Rakyat pertama di Indonesia dengan nama Hulp-en Spaarbank der Inlandsche Bestuurs Ambtenaren atau Bank Bantuan dan Simpanan Milik Kaum Priyayi yang berkebangsaan Indonesia (pribumi), yang kemudian dijadikan sebagai hari kelahiran BRI.
Museum BRI terletak di Purwokerto, Jawa Tengah, terdiri dari tiga monumen yaitu Gedung Replika, Patung Raden Aria Wirjaatmadja, Gedung Museum BRI. Selain tiga monumen tersebut, untuk mengenang dan melanjutkan semangat pendirinya pada Museum BRI ini pun dilengkapi dengan Unit Pelayanan yang terdapat di dalam Gedung Museum. Lokasi ketiga monumen ini berada dalam satu halaman, sesuai dengan ketika pertama kali bank De Poerwokertosche Hulp-en Spaarbank der Inlandsche Bestuurs Ambtenaren beroperasi pada tahun 1895.
Gedung Bank Priyayi
Bangunan seluas 31 meter persegi ini merupakan kantor tempat De Poerwokertosche Hulp-en Spaarbank der Inlandsche Bestuurs Ambtenaren memulai operasinya yang pertama kali, yaitu pada 16 Desember 1895. Walaupun bangunan ini telah mengalami renovasi namun bentuk dan letaknya dibuat tepat sama seperti aslinya. Bahkan dalam renovasi ini hanya dindingnya saja yang menggunakan batubata baru, sedangkan kosen-kosen atap, jendela, pintu, langit-langit, dan atapnya masih memakai bahan yang asli.
Bangunan kantor ini dibagi menjadi dua bagian yaitu ruang dalam dan teras. Ruang dalam merupakan ruang kerja Raden Aria Wirjaatmadja, sedangkan teras merupakan tempat pembantunya menerima atau melayani para nasabahnya. Di dalam museum, pengunjung mendapat gambaran perkembangan Bank Rakyat Indonesia dari yang semula satu kantor bank kecil bernama De Purwakertosche Hulp-en Spaar Bank der Inlandsche Bestuur Ambtenaren atau Bank Priyayi hingga menjadi salah satu bank besar di Indonesia dengan kantor cabang sampai ke tingkat kecamatan-kecamatan di seluruh Indonesia.
Monumen Raden Aria Wirjaatmadja
Untuk mengenang dan menghormati jasa-jasa Raden Aria Wirjaatmadja sebagai pencetus gagasan mendirikan bank, didirikanlah sebuah monumen berupa patung Raden Aria Wirjaatmadja. Patung ini terletak di sebelah kanan gedung replika dan dikelilingi oleh sebuah kolam kecil. Nama sang pendiri juga dijadikan nama jalan tempat bangunan bank ini berdiri dulunya. Patungnya diabadikan di depan museum. Hingga kini di lokasi ini masih dapat ditelusuri bangunannya yang masih utuh dirawat dan dilestarikan sebagai museum Bank BRI sebagai penerus. Persis berseberangan dengan kantor pusat BRI Purwokerto.
Wirjaatmadja lahir dari pasangan Raden Ngabehi Dipadiwirja (Kepala Demang Prajurit Ayah) dengan ibu anak dari Mas Ngabehi Kertajaya (seorang Kliwon di Surakarta) di Adireja ibukota daerah Ayah Kabupaten Banyumas pada bulan Agustus 1831. Pada usia 21 tahun beliau sudah bekerja menjadi juru tulis kontrolir Belanda di Banjarnegara.
Dua tahun kemudian Wirjaatmadja menjabat mantri polisi, selanjutnya menanjak sebagai wakil wedana (1863), wedana definitif di Batur (1866), wedana Adireja (1873), wedana Karesidenan Banyumas (1875), dan Patih Purwokerto (1879). Jabatan ini dipegang hingga pensiun pada tahun 1907.
Selain dikenal sebagai Patih Purwokerto, Raden Aria Wirjaatmadja dikenal juga sebagai peletak dasar dan pendiri bank di Indonesia, yang juga menjadi cikal bakal dari Bank Rakyat Indonesia.
Gedung Museum
Gedung Museum BRI terdiri dari dua lantai, yaitu lantai atas dan lantai dasar. Lantai atas menginformasikan mengenai sistem keuangan dan cikal bakal sistem perbankan di Indonesia yang ditampilkan dengan patung kuwera, mata uang yang pernah dipakai di Indonesia, dan wadah penyimpanan uang tradisional. Mata uang logam dan kertas dari VOC sampai sekarang, termasuk juga mata uang Portugis Timor Timur dan mata uang logam masa Majapahit. Selain itu, pada ruang ini juga terdapat koleksi Raden Aria Wirjaatmadja dan diorama yang menggambarkan awal mula gagasan pendirian bank.
Sedangkan di lantai dasar berusaha menginformasikan sejarah perjalanan BRI semenjak berdirinya sampai dengan keberadaannya saat ini. Koleksi yang ditampilkan dalam ruang pameran lantai dasar antara lain akta-akta pendirian, peralatan dan mesin-mesin, foto-foto direksi dan kegiatannya, dokumen-dokumen, serta sarana simulasi.
Disamping itu, museum ini juga dilengkapi dengan sarana perpustakaan yang tidak saja mempunyai koleksi buku-buku yang berkaitan dengan kegiatan operasional BRI di masa lalu dan saat ini, melainkan juga buku-buku dan bahan bacaan masa kini. Perpustakaan Museum BRI dibuka untuk umum pada setiap hari kerja.
Meskipun tak dipungut biaya masuk, museum ini sepi pengunjung. Mungkin belum banyak yang mengenal bahwa bank pemerintah yang terkenal itu lahir dan tumbuh di tempat ini. Meretas jalan panjang peran dalam perekonomian di negeri ini. Lewat sejarah kita dapat terus belajar tentang kearifan lokal yang seringkali terkubur nilai-nilai import yang kian menderu.
Lokasi Museum
Jalan Jenderal Sudirman No.57 Purwokerto
Telp. 0293-310230
Advertisement