Curug Gomblang merupakan sebuah air terjun terletak di Desa Baseh, Kecamatan Kedungbanteng Kabupaten Banyumas, Provinsi Jawa Tengah. Air terjun yang berada di kawasan hutan Gunung Slamet tepatnya berjarak sekitar 20 km dari kota Purwokerto. Air terjun yang memiliki ketinggian sekitar 25 meter tersebut masih terjaga kealamiannya sehingga keindahannya tidak berkurang oleh tangan-tangan jail yang kurang menghargai alam.
Muncul sebuah pertanyaan, mengapa curug seindah ini belum dikelola oleh pemerintah Kabupaten Banyumas, padahal sangatlah potensial. Mungkin medan yang cukup sulit dan jauh serta dapat menggangu kelestarian hutan, mungkin hal itulah yang menjadi pertimbangan Pemerintah Banyumas. Tidak ada informasi lain seperti peta, transportasi dan deskripsi yang mendetail dari obyek wisata ini.
Dengan segala kesulitan yang ada membuat orang jarang mendatangi curug ini, sehingga curug ini menjadi kurang terkenal. Walau begitu ada juga nilai positifnya yaitu hingga saat ini Curug Gomblang masih terjaga kealamiannya.
Keindahan Curug Gomblang
Setelah menempuh perjalanan selama sekitar lima belas menit menembus jalan setapak yang sesekali tertutup batang pepohonan, akhirnya terlihat air terjun yang begitu mempesona. Deru suara air terjun terdengar dengan begitu jelasnya dari kejauhan. Rasa lelah akibat perjalanan yang berat akan hilang dan berganti dengan rasa takjub begitu sampai di depan curug.
Air terjunnya terdiri dari satu arus, tapi kemudian terpisah menjadi dua, satu besar satu agak kecil. Kedua air terjun tersebut berdampingan dan airnya jernih sekali. Latar di sekitar air terjun berupa semak, pohon perdu, kami juga menemukan rotan dan pastinya lumut. Kolam air di bawah air terjun tidak terlalu besar, lebarnya sekitar 20 meter.
Batu kali di sekitar kolam air terjun sangat bersih, dan memiliki warna yang khas, eksotis. Derasnya air terjun yang sampai di bawah juga menimbulkan riak ombak ke tepian yang sangat unik, selain itu uap air dari air terjun tersebut kadangkala terbawa angin menghembus ke berbagai arah.
Sebuah karya alam yang begitu indahnya, air dari atas bukit terjun bebas menuju ke bawah begitu dahsyat efeknya. Air yang mengalir juga sangat bersih dan bening sehingga menambah keindahan air terjun ini. Seperti umumnya air pegunungan, air curug Gomblang terasa begitu segar. Pemandangan sekitar curug yang hijau dan asri melengkapi keindahan yang telah ada. Semuanya masih tampak alami dan sangat menarik untuk dilihat.
Namun perlu Anda perhatikan bahwa di sini tidak ada karcis masuk, tidak ada parkir, dan jika anda ingin membawa bekal [makanan dan minuman] persiapkanlah sebelum berangkat.
Akses Menuju Curug Gomblang
Curug Gomblang berjarak tempuh sekitar 3 km dari kawasan wisata Baturaden atau 15 km dari kota Purwokerto ke arah utara. Untuk sampai lokasi curug tidaklah mudah, curug ini hanya dapat dicapai dengan berjalan kaki saja karena belum ada jalan raya menuju ke sana.
Jika Anda start dari Purwokerto, Anda menuju tugu ikan Beji (1 km utara dari UNWIKU). Menuju arah utara hingga memasuki Kecamatan Kedung Banteng lalu menemukan Pertigaan Kutaliman dan Baturagung. Pilih ke barat (lurus). Jalur tersebut juga arahnya menuju Wisata Baturagung. Kemudian akan ketemu pertigaan menuju Karanglewas atau Windujaya. Pilih belok kanan (utara) menuju Desa Windujaya.
Setelah melewati jalan menikung dan menanjak, Anda akan sampai di Lapangan Desa Windujaya atau SD N Windujaya. Anda masih harus melanjutkan perjalanan ke utara (lurus) menuju Desa Peninisan. Jaraknya sekitar 5 km. Jalanan menanjak dan menikung. Sampai di Desa Peninisan, perjalanan sesungguhnya dimulai. Di ujung desa inilah Anda mulai memasuki hutan LMDH Wana Lestari Desa Baseh Kecamatan Kedungbanteng.
Dari desa Peninisan Anda masih harus berjalan menuju ke curug. Sebenarnya telah dibangun jalan setapak dari batu dan semen sayangnya jalur tersebut tidak terurus. Waktu perjalanan menuju ke air terjun sekitar memakan waktu sekitar 15 menit dengan jalan kaki. Selama perjalanan Anda akan disuguhi oleh pemandangan hutan yang asri, udara yang sejuk, dan suara burung-burung yang berkicau.
Anda juga dapat melalui rute jalan ke arah Baturraden kemudian belok ke arah Desa Wisata Ketenger. Dari situ Anda menuju ke arah Desa Melung melewati Curug Bayan dan belok kiri ke arah Kedungbanteng. Jangan ragu bertanya pada penduduk sekitar jika anda menemui persimpangan dan tidak tahu harus mengambil arah yang mana. Desa-desa yang akan Anda lewati selama perjalanan adalah, Desa Ketenger, Desa Melung, Desa Peninis, Desa Windujaya dan Desa Kalisalak.
Muncul sebuah pertanyaan, mengapa curug seindah ini belum dikelola oleh pemerintah Kabupaten Banyumas, padahal sangatlah potensial. Mungkin medan yang cukup sulit dan jauh serta dapat menggangu kelestarian hutan, mungkin hal itulah yang menjadi pertimbangan Pemerintah Banyumas. Tidak ada informasi lain seperti peta, transportasi dan deskripsi yang mendetail dari obyek wisata ini.
Dengan segala kesulitan yang ada membuat orang jarang mendatangi curug ini, sehingga curug ini menjadi kurang terkenal. Walau begitu ada juga nilai positifnya yaitu hingga saat ini Curug Gomblang masih terjaga kealamiannya.
Keindahan Curug Gomblang
Setelah menempuh perjalanan selama sekitar lima belas menit menembus jalan setapak yang sesekali tertutup batang pepohonan, akhirnya terlihat air terjun yang begitu mempesona. Deru suara air terjun terdengar dengan begitu jelasnya dari kejauhan. Rasa lelah akibat perjalanan yang berat akan hilang dan berganti dengan rasa takjub begitu sampai di depan curug.
Air terjunnya terdiri dari satu arus, tapi kemudian terpisah menjadi dua, satu besar satu agak kecil. Kedua air terjun tersebut berdampingan dan airnya jernih sekali. Latar di sekitar air terjun berupa semak, pohon perdu, kami juga menemukan rotan dan pastinya lumut. Kolam air di bawah air terjun tidak terlalu besar, lebarnya sekitar 20 meter.
Batu kali di sekitar kolam air terjun sangat bersih, dan memiliki warna yang khas, eksotis. Derasnya air terjun yang sampai di bawah juga menimbulkan riak ombak ke tepian yang sangat unik, selain itu uap air dari air terjun tersebut kadangkala terbawa angin menghembus ke berbagai arah.
Sebuah karya alam yang begitu indahnya, air dari atas bukit terjun bebas menuju ke bawah begitu dahsyat efeknya. Air yang mengalir juga sangat bersih dan bening sehingga menambah keindahan air terjun ini. Seperti umumnya air pegunungan, air curug Gomblang terasa begitu segar. Pemandangan sekitar curug yang hijau dan asri melengkapi keindahan yang telah ada. Semuanya masih tampak alami dan sangat menarik untuk dilihat.
Namun perlu Anda perhatikan bahwa di sini tidak ada karcis masuk, tidak ada parkir, dan jika anda ingin membawa bekal [makanan dan minuman] persiapkanlah sebelum berangkat.
Akses Menuju Curug Gomblang
Curug Gomblang berjarak tempuh sekitar 3 km dari kawasan wisata Baturaden atau 15 km dari kota Purwokerto ke arah utara. Untuk sampai lokasi curug tidaklah mudah, curug ini hanya dapat dicapai dengan berjalan kaki saja karena belum ada jalan raya menuju ke sana.
Jika Anda start dari Purwokerto, Anda menuju tugu ikan Beji (1 km utara dari UNWIKU). Menuju arah utara hingga memasuki Kecamatan Kedung Banteng lalu menemukan Pertigaan Kutaliman dan Baturagung. Pilih ke barat (lurus). Jalur tersebut juga arahnya menuju Wisata Baturagung. Kemudian akan ketemu pertigaan menuju Karanglewas atau Windujaya. Pilih belok kanan (utara) menuju Desa Windujaya.
Setelah melewati jalan menikung dan menanjak, Anda akan sampai di Lapangan Desa Windujaya atau SD N Windujaya. Anda masih harus melanjutkan perjalanan ke utara (lurus) menuju Desa Peninisan. Jaraknya sekitar 5 km. Jalanan menanjak dan menikung. Sampai di Desa Peninisan, perjalanan sesungguhnya dimulai. Di ujung desa inilah Anda mulai memasuki hutan LMDH Wana Lestari Desa Baseh Kecamatan Kedungbanteng.
Dari desa Peninisan Anda masih harus berjalan menuju ke curug. Sebenarnya telah dibangun jalan setapak dari batu dan semen sayangnya jalur tersebut tidak terurus. Waktu perjalanan menuju ke air terjun sekitar memakan waktu sekitar 15 menit dengan jalan kaki. Selama perjalanan Anda akan disuguhi oleh pemandangan hutan yang asri, udara yang sejuk, dan suara burung-burung yang berkicau.
Anda juga dapat melalui rute jalan ke arah Baturraden kemudian belok ke arah Desa Wisata Ketenger. Dari situ Anda menuju ke arah Desa Melung melewati Curug Bayan dan belok kiri ke arah Kedungbanteng. Jangan ragu bertanya pada penduduk sekitar jika anda menemui persimpangan dan tidak tahu harus mengambil arah yang mana. Desa-desa yang akan Anda lewati selama perjalanan adalah, Desa Ketenger, Desa Melung, Desa Peninis, Desa Windujaya dan Desa Kalisalak.
Advertisement