Pendapa Si Panji merupakan bangunan Pendapa yang terletak di Jl Kabupaten No. 1, Alun-alun Utara, Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Provinsi Jawa Tengah. Pendapa Si Panji dibangun pada 1706 oleh Tumenggung Yudanegara II, Bupati Banyumas ke-7 (1707 – 1743), setelah memindahkan pusat pemerintahan dari Kejawar ke Banyumas. Nama Si Panji untuk mengenang puteranya, Panji Gandasubrata (Bagus Kunthing), yang tinggal sejak kecil di Keraton Kartasura bersama neneknya, Raden Ayu Bendara.
Pendapa Si Panji adalah salah satu artefak dalam bentuk bangunan yang dianggap bersejarah dalam terbentuknya Kota Purwokerto sebagai bagian utama wilayah Kabupaten Banyumas saat ini. Masyarakat Banyumas sangat mengenal Si Panji, Pendapa Kabupaten yang sampai saat ini masih kokoh berdiri megah di kota Purwokerto dan menjadi Pusat Pemerintahan Kabupaten Banyumas. Hingga ini Pendapa Si Panji masih dikeramatkan, khususnya pada salah satu tiang sebelah barat yaitu soko guru (tengah) selalu diberi sesaji agar semua kegiatan yang berlangung di pendapa dapat berjalan lancar tanpa ada gangguan.
Sejarah Pendapa Si Panji
Bangunan Pendapa Si Panji yang saat ini berdiri megah di alun-alun Kota Purwokerto merupakan salah satu peninggalan bersejarah dan dihormati oleh masyarakat Banyumas, karena salah satu pilar dari Pendapa ini, yang dinamai Si Panji, merupakan wujud perlambang kekuatan. Pendapa Si Panji dibangun oleh Kiai adipati Yudonegoro II (Bupati Banyumas ke-7) pada tahun 1706.
Ada beberapa kisah menarik terkait Pendapa Si Panji. Salah satunya terjadi pada 21 – 23 Februari 1861, saat Bupati Banyumas dijabat Raden Adipati Cokronegoro I. Pendapa Si Panji belum dipindahkan. Saat itu Kali Serayu meluap hebat dan air bah membanjiri Kota Banyumas sampai setinggi 3,5 meter. Peristiwa itu dikenal sebagai Blabur Banyumas. Hebatnya, Pendapa Si Panji ternyata tidak mengalami kerusakan akibat peristiwa itu, padahal bangunan di sekelilingnya ditemukan roboh.
Setiap kali musim penghujan tiba dan Sungai Serayu meluap airnya maka di Banyumas terjadi banjir. Karena alasan tersebut maka Ibukota Kabupaten Banyumas diputuskan untuk dipindah dan mencari tempat yang lebih tinggi dari permukaan Kali Serayu. Saat perpindahan tersebut terjadi sekitar tanggal 7 Januari 1937 dibawah pemerintahan KRAA Sudjiman Mertadiredja Gandasoebrata, Bupati Banyumas saat itu.
Proses perpindahan Ibukota Kabupaten Banyamas ke Kota Purwokerto ternyata juga memerlukan perjuangan dan peristiwa yang bernilai budaya tinggi. Karena saat pemindahan Pendapa maka semua perlambang pemerintahan akan juga dibawa serta termasuk Pilar Si Panji. Ada syarat-syarat tertentu yang harus dipenuhi untuk memindahkan Pilar Si Panji dan hal tersebut dipercaya oleh masyarakat Banyumas sampai dengan saat ini, yaitu Pilar Si Panji tidak boleh dibawa menyeberangi Sungai Serayu, padahal arah dari Kota Kabupaten Banyumas ke Kota Purwokerto mengharuskan untuk melewati (menyeberangi Sungai Serayu).
Akhirnya diputuskan untuk pemindahan Pilar Si Panji adalah dengan membawanya pada bagian hulu Sungai Serayu yaitu di sumber mata air utama Sungai Serayu di Mata Air "Bima Lukar" di wilayah Pegunungan Dieng, dan memutari Sungai Serayu untuk dibawa ke Kota Purwokerto tanpa harus melewati Sungai (Kali) Serayu.
Duplikat Si Panji
Sebelum tahun 1937, di kompleks Kabupaten Banyuas lama Pemerintahan Kabupaten Banyumas dipusatkan. Saat ini kota lama Banyumas hanya menjadi ibukota Kawedanan Banyumas, dan sekarang menjadi ibukota Kecamatan Banyumas. Untuk mengingatkan bahwa dulunya merupakan ibukota Kabupaten Banyumas dan lokasi beradanya Pendopo Si Panji, maka dibangunlah Pendapa Duplikat Si Panji. Namun tidak sesuai dengan aslinya, bahkan terkesan lebih mewah dari Pendopo Si Panji yang ada di Purwokerto.
Di kompleks Pendopo Duplikat Si Panji banyak yang bisa dipelajari. Mulai dari kesejarahan bangunan, kepangeranan, karya sastra, pola hidup hingga produk kerajinan legendaris yang masih hidup seperti batik Papringan dan Mini Nopia. Belum lagi sentuhan multietnis yang masih nampak di sana.
Akses Menuju Duplikat Si Panji
Secara administrasi Duplikat Si Panji ini berada dalam wilayah Desa Sudagaran, Kecamatan Banyumas kurang lebih 25 km dari kota Purwokerto. Lokasinya yang berada dekat dengan alun-alun lama Banyumas menjadikan Duplikat Si Panji mudah dijangkau baik menggunakan kendaraan pribadi maupun angkutan umum.
Jika anda datang dari arah Purwokerto Anda dapat menggunakan angkutan umum Purwokerto-Banjarnegara, Purwokerto-Jogja. Jika anda menggunakan kendaraan pribadi dari Purwokerto ke arah timur menuju Kecamatan Sokaraja. Sesampai pertigaan Sokaraja belok kanan (selatan) menuju Kecamatan Kalibagor, dan Kecamatan Banyumas.
Jika anda datang dari jalur selatan saat sampai perempatan Desa Buntu ambil arah utara menuju kecamatan banyumas.
Pendapa Si Panji adalah salah satu artefak dalam bentuk bangunan yang dianggap bersejarah dalam terbentuknya Kota Purwokerto sebagai bagian utama wilayah Kabupaten Banyumas saat ini. Masyarakat Banyumas sangat mengenal Si Panji, Pendapa Kabupaten yang sampai saat ini masih kokoh berdiri megah di kota Purwokerto dan menjadi Pusat Pemerintahan Kabupaten Banyumas. Hingga ini Pendapa Si Panji masih dikeramatkan, khususnya pada salah satu tiang sebelah barat yaitu soko guru (tengah) selalu diberi sesaji agar semua kegiatan yang berlangung di pendapa dapat berjalan lancar tanpa ada gangguan.
Sejarah Pendapa Si Panji
Bangunan Pendapa Si Panji yang saat ini berdiri megah di alun-alun Kota Purwokerto merupakan salah satu peninggalan bersejarah dan dihormati oleh masyarakat Banyumas, karena salah satu pilar dari Pendapa ini, yang dinamai Si Panji, merupakan wujud perlambang kekuatan. Pendapa Si Panji dibangun oleh Kiai adipati Yudonegoro II (Bupati Banyumas ke-7) pada tahun 1706.
Ada beberapa kisah menarik terkait Pendapa Si Panji. Salah satunya terjadi pada 21 – 23 Februari 1861, saat Bupati Banyumas dijabat Raden Adipati Cokronegoro I. Pendapa Si Panji belum dipindahkan. Saat itu Kali Serayu meluap hebat dan air bah membanjiri Kota Banyumas sampai setinggi 3,5 meter. Peristiwa itu dikenal sebagai Blabur Banyumas. Hebatnya, Pendapa Si Panji ternyata tidak mengalami kerusakan akibat peristiwa itu, padahal bangunan di sekelilingnya ditemukan roboh.
Setiap kali musim penghujan tiba dan Sungai Serayu meluap airnya maka di Banyumas terjadi banjir. Karena alasan tersebut maka Ibukota Kabupaten Banyumas diputuskan untuk dipindah dan mencari tempat yang lebih tinggi dari permukaan Kali Serayu. Saat perpindahan tersebut terjadi sekitar tanggal 7 Januari 1937 dibawah pemerintahan KRAA Sudjiman Mertadiredja Gandasoebrata, Bupati Banyumas saat itu.
Proses perpindahan Ibukota Kabupaten Banyamas ke Kota Purwokerto ternyata juga memerlukan perjuangan dan peristiwa yang bernilai budaya tinggi. Karena saat pemindahan Pendapa maka semua perlambang pemerintahan akan juga dibawa serta termasuk Pilar Si Panji. Ada syarat-syarat tertentu yang harus dipenuhi untuk memindahkan Pilar Si Panji dan hal tersebut dipercaya oleh masyarakat Banyumas sampai dengan saat ini, yaitu Pilar Si Panji tidak boleh dibawa menyeberangi Sungai Serayu, padahal arah dari Kota Kabupaten Banyumas ke Kota Purwokerto mengharuskan untuk melewati (menyeberangi Sungai Serayu).
Akhirnya diputuskan untuk pemindahan Pilar Si Panji adalah dengan membawanya pada bagian hulu Sungai Serayu yaitu di sumber mata air utama Sungai Serayu di Mata Air "Bima Lukar" di wilayah Pegunungan Dieng, dan memutari Sungai Serayu untuk dibawa ke Kota Purwokerto tanpa harus melewati Sungai (Kali) Serayu.
Duplikat Si Panji
Sebelum tahun 1937, di kompleks Kabupaten Banyuas lama Pemerintahan Kabupaten Banyumas dipusatkan. Saat ini kota lama Banyumas hanya menjadi ibukota Kawedanan Banyumas, dan sekarang menjadi ibukota Kecamatan Banyumas. Untuk mengingatkan bahwa dulunya merupakan ibukota Kabupaten Banyumas dan lokasi beradanya Pendopo Si Panji, maka dibangunlah Pendapa Duplikat Si Panji. Namun tidak sesuai dengan aslinya, bahkan terkesan lebih mewah dari Pendopo Si Panji yang ada di Purwokerto.
Di kompleks Pendopo Duplikat Si Panji banyak yang bisa dipelajari. Mulai dari kesejarahan bangunan, kepangeranan, karya sastra, pola hidup hingga produk kerajinan legendaris yang masih hidup seperti batik Papringan dan Mini Nopia. Belum lagi sentuhan multietnis yang masih nampak di sana.
Akses Menuju Duplikat Si Panji
Secara administrasi Duplikat Si Panji ini berada dalam wilayah Desa Sudagaran, Kecamatan Banyumas kurang lebih 25 km dari kota Purwokerto. Lokasinya yang berada dekat dengan alun-alun lama Banyumas menjadikan Duplikat Si Panji mudah dijangkau baik menggunakan kendaraan pribadi maupun angkutan umum.
Jika anda datang dari arah Purwokerto Anda dapat menggunakan angkutan umum Purwokerto-Banjarnegara, Purwokerto-Jogja. Jika anda menggunakan kendaraan pribadi dari Purwokerto ke arah timur menuju Kecamatan Sokaraja. Sesampai pertigaan Sokaraja belok kanan (selatan) menuju Kecamatan Kalibagor, dan Kecamatan Banyumas.
Jika anda datang dari jalur selatan saat sampai perempatan Desa Buntu ambil arah utara menuju kecamatan banyumas.
Advertisement