Waduk Malahayu merupakan obyek wisata yang terletak di desa Malahayu, Kecamatan Banjarharjo, Kabupaten Brebes, Provinsi Jawa Tengah. Waduk yang merupakan peninggalan belanda yang berdiri sejak tahun 1933 ini adalah sarana untuk irigasi pertanian. Menurut cerita penduduk sekitar waduk, dulu sebelum di bangun menjadi waduk di tempat tersebut merupakan suatu pedesaan bernama Desa Cipajang. Desa cipajang termasuk desa yang banyak sumber airnya, pemerintah Belanda saat itu berfikir untuk membendung aliran air tersebut dan dengan sedikit pemaksaan warga Desa Cipajang pun di realokasikan ke tempat lain termasuk suatu makam yang sudah lama.
Selain sebagai tempat rekreasi, waduk Malahayu ini juga difungsikan sebagai sarana untuk pengontrol banjir dan sarana irigasi di daerah sekitar Brebes. Wisata Waduk Malahayu merupakan wisata keluarga yang menyuguhkan panorama pegunungan dan hamparan hutan jati yang begitu indah, tempat yang sangat tepat untuk menghabiskan waktu bersama keluarga. Pemandangan alamnya yang begitu menawan dan susananya yang menyenangkan membuat wisata yang satu ini kerap dijadikan sebagai lokasi bumi perkemahan.
Waduk Malahayu difungsikan sebagai sarana irigasi lahan pertanian wilayah Kecamatan Banjarharjo, Kersana, Ketanggungan, Losari, Tanjung dan Bulalakamba. Sebagai tempat rekreasi, obyek wisata ini sangat populer hingga ke kota Brebes. Waduk Malahayu juga sebagai pemasok gratis ribuan ikan. Ketika waduk sedang dikuras, airnya meluap ke sungai Kebuyutan yang memanjang dari Malahayu hingga ke laut utara di Tanjung. Ribuan ikan segar dari Malahayu sangat digemari warga di sekitar sungai.
Mitos Waduk Malahayu
Selain keindahan pemandangan alam dan kesejukan udaranyanya. waduk Malahayu juga mempunyai legenda. yaitu tentang makhluk astral yang berupa reptil. "Ular Untung". Mitos yang sampai dengan saat ini masih dipercaya oleh warga sekitar waduk Malahayu.
Mitos tersebut berawal pada jaman dahulu ada suatu petani yang sedang mencangkul dan tidak sengaja mencangkul seekor ular, hingga petani itu jatuh kasihan kepada si ular. Karena kasihan, petani tersebut memutuskan untuk membawa ular itu ke rumahnya. Seiring berjalannya waktu ular semakin besar hingga rumah ki Jaminar (pak tani) itu tidak muat lagi. Pak Jaminar pun melepas ular itu ke waduk. Hingga saat ini warga Malahayu masih mempercayai ular tersebut yang menjaga waduk Malahayu. Untuk itu setiap setahun sekali. diadakan pesta nelayan untuk persembahan kepada ular penunggu waduk tersebut. Warga Malahayu yang mayoritas penghidupannya bergantung pada waduk tersebut sangat percaya bahwa ular tersebut memang benar-benar ada.
Keindahan Waduk Malahayu
Waduk Malahayu, selain sebagai tempat wisata juga sebagai tempat mencari nafkah bagi warga sekitarnya waduk tersebut. Ada yang menjadi nelayan, pedagang, dan jasa penyewaan perahu untuk berkeliling melihat-lihat Waduk Malahayu lebih dekat. Di tengah-tengah Waduk Malahayu sebuah sebuah daratan kecil, dulunya lumayan lebih luas daripada sekarang, dan warga sekitar sering menyebut daratan tersebut sebagai Nusa.
Ketika alat transportasi belum secanggih sekarang, Waduk Malahayu juga berfungsi sebagai media transportasi antardesa, alat transportasinya berupa perahu. Jarak antardesa memang cukup jauh, sehingga perlu alat transportasi untuk sampai di desa tersebut. Akan tetapi, sekarang perjalanan dari desa ke desa lainnya dapat menggunakan motor dan mobil, karena jalanan di sana sudah beraspal, meskipun tetap harus berhati-hati bagi yang belum mengenali medan jalannya.
Saalah satu kebanggan warga sekitar brebes, terutama anak-anak adalah berwisata ke waduk Malahayu. Pemandangan waduk peninggalan Belanda menyajikan keindahan khas alam Indonesia yang dapat digunakan untuk melepas kepenatan, beban hidup, Pemandangan air biru nan luas yang memanjakan mata saat memandang. Berbekal tikar, makanan dan minuman, mendaki waduk di ketinggian puluhan meter laksana meraih kemerdekaan dari segala kesumpekan. Biasanya dari jam 9 pagi hingga menjelang matahari terbenam para pengunjung menikmati keindahan dan keajaiban alam.
Bagian pinggiran waduk Malahayu menjadi kawasan wisata ini cukup rindang, banyak terdapat pohon-pohon yang tinggi dan lebat. Suasana cukup sepi dengan beberapa pengunjung waduk yang sedang duduk-duduk santai di beberapa tempat peristirahatan. Selain itu terdapat beberapa warung yang menyediakan jasa menjual minuman dan menyewakan tikar. Cuaca yang cukup cerah membuat waduk Malahayu tampak indah dari berbagai sudut. Langit yang cukup biru dengan sedikit awan. Gunung diseberang perairan waduk yang tampak jelas dilihat. Angin sepoi – sepoi menambah kenikmatan untuk bersantai di tepian waduk.
Waduk Malahayu seperti sebuah baskom apabila dilihat dari atas bukit yang mengelilingi waduk tersebut. Sementara anak-anak bermain di sekitar waduk, para orang tua dapat berleha-leha di atas tikar, sambil melihat bocah-bocah berebut nyemplung ke dalam waduk. Berenang di tepi waduk yang tidak terlalu dalam atau naik perahu tradisional mengarungi waduk.
Berbagai fasilitas tersedia di kompleks wisata ini antara lain kolam renang anak, mainan anak, becak air, perahu pesiar, perahu dayung, panggung terbuka serta disediakan tempat parkir yang cukup luas Pada setiap Idul Fitri diadakan Pekan Wisata dengan pentas orkes melayu/dangdut sebagai hiburan. Sementara Sedekah Waduk, dilaksanakan oleh masyarakat setempat setiap hari raya.
Akses Menuju Waduk Malahayu
Bila Anda sering mendengar jalan alternatif Pantai Utara menuju Slawi Jawa Tengah. Antara Cirebon Jawa Tengah dan Tegal Jawa Tengah itulah Kabupaten Brebes Jawa Tengah. Dari Arah Cirebon sebelum sampai Kota Brebes Anda akan melewati Tanjung, kemudian Pejagan belok kanan itulah jalan alternatif menuju Slawi. Ini sudah masuk wilayah Jawa tengah. Waduk Malahayu letaknya persis ke selatan dari Tanjung. Berjarak sekitar 18 km ke selatan melewati Kersana dan Banjarharjo.
Lokasi Waduk Malahayu tidak jauh dari daerah Tanjung yang merupakan jalan alternatif penghubung Cirebon, Brebes, dan Slawi. Petunjuk jalan cukup jelas sehingga membuat orang tidak tersesat saat berjalan menuju lokasi. Kondisi jalan menuju Waduk Malahayu sebagian mengalami kerusakan dan belum diperbaiki. Angkutan umum masih beroperasi menuju ke lokasi waduk namun disarankan menggunakan kendaraan pribadi saja seperti sepeda motor atau mobil. Saat hampir memasuki kawasan waduk Malahayu, Anda akan melewati hutan jati dan area persawahan. Memasuki pos retribusi, Anda ditarik karcis sebesar 2 ribu/motor.
Selain sebagai tempat rekreasi, waduk Malahayu ini juga difungsikan sebagai sarana untuk pengontrol banjir dan sarana irigasi di daerah sekitar Brebes. Wisata Waduk Malahayu merupakan wisata keluarga yang menyuguhkan panorama pegunungan dan hamparan hutan jati yang begitu indah, tempat yang sangat tepat untuk menghabiskan waktu bersama keluarga. Pemandangan alamnya yang begitu menawan dan susananya yang menyenangkan membuat wisata yang satu ini kerap dijadikan sebagai lokasi bumi perkemahan.
Waduk Malahayu difungsikan sebagai sarana irigasi lahan pertanian wilayah Kecamatan Banjarharjo, Kersana, Ketanggungan, Losari, Tanjung dan Bulalakamba. Sebagai tempat rekreasi, obyek wisata ini sangat populer hingga ke kota Brebes. Waduk Malahayu juga sebagai pemasok gratis ribuan ikan. Ketika waduk sedang dikuras, airnya meluap ke sungai Kebuyutan yang memanjang dari Malahayu hingga ke laut utara di Tanjung. Ribuan ikan segar dari Malahayu sangat digemari warga di sekitar sungai.
Mitos Waduk Malahayu
Selain keindahan pemandangan alam dan kesejukan udaranyanya. waduk Malahayu juga mempunyai legenda. yaitu tentang makhluk astral yang berupa reptil. "Ular Untung". Mitos yang sampai dengan saat ini masih dipercaya oleh warga sekitar waduk Malahayu.
Mitos tersebut berawal pada jaman dahulu ada suatu petani yang sedang mencangkul dan tidak sengaja mencangkul seekor ular, hingga petani itu jatuh kasihan kepada si ular. Karena kasihan, petani tersebut memutuskan untuk membawa ular itu ke rumahnya. Seiring berjalannya waktu ular semakin besar hingga rumah ki Jaminar (pak tani) itu tidak muat lagi. Pak Jaminar pun melepas ular itu ke waduk. Hingga saat ini warga Malahayu masih mempercayai ular tersebut yang menjaga waduk Malahayu. Untuk itu setiap setahun sekali. diadakan pesta nelayan untuk persembahan kepada ular penunggu waduk tersebut. Warga Malahayu yang mayoritas penghidupannya bergantung pada waduk tersebut sangat percaya bahwa ular tersebut memang benar-benar ada.
Keindahan Waduk Malahayu
Waduk Malahayu, selain sebagai tempat wisata juga sebagai tempat mencari nafkah bagi warga sekitarnya waduk tersebut. Ada yang menjadi nelayan, pedagang, dan jasa penyewaan perahu untuk berkeliling melihat-lihat Waduk Malahayu lebih dekat. Di tengah-tengah Waduk Malahayu sebuah sebuah daratan kecil, dulunya lumayan lebih luas daripada sekarang, dan warga sekitar sering menyebut daratan tersebut sebagai Nusa.
Ketika alat transportasi belum secanggih sekarang, Waduk Malahayu juga berfungsi sebagai media transportasi antardesa, alat transportasinya berupa perahu. Jarak antardesa memang cukup jauh, sehingga perlu alat transportasi untuk sampai di desa tersebut. Akan tetapi, sekarang perjalanan dari desa ke desa lainnya dapat menggunakan motor dan mobil, karena jalanan di sana sudah beraspal, meskipun tetap harus berhati-hati bagi yang belum mengenali medan jalannya.
Saalah satu kebanggan warga sekitar brebes, terutama anak-anak adalah berwisata ke waduk Malahayu. Pemandangan waduk peninggalan Belanda menyajikan keindahan khas alam Indonesia yang dapat digunakan untuk melepas kepenatan, beban hidup, Pemandangan air biru nan luas yang memanjakan mata saat memandang. Berbekal tikar, makanan dan minuman, mendaki waduk di ketinggian puluhan meter laksana meraih kemerdekaan dari segala kesumpekan. Biasanya dari jam 9 pagi hingga menjelang matahari terbenam para pengunjung menikmati keindahan dan keajaiban alam.
Bagian pinggiran waduk Malahayu menjadi kawasan wisata ini cukup rindang, banyak terdapat pohon-pohon yang tinggi dan lebat. Suasana cukup sepi dengan beberapa pengunjung waduk yang sedang duduk-duduk santai di beberapa tempat peristirahatan. Selain itu terdapat beberapa warung yang menyediakan jasa menjual minuman dan menyewakan tikar. Cuaca yang cukup cerah membuat waduk Malahayu tampak indah dari berbagai sudut. Langit yang cukup biru dengan sedikit awan. Gunung diseberang perairan waduk yang tampak jelas dilihat. Angin sepoi – sepoi menambah kenikmatan untuk bersantai di tepian waduk.
Waduk Malahayu seperti sebuah baskom apabila dilihat dari atas bukit yang mengelilingi waduk tersebut. Sementara anak-anak bermain di sekitar waduk, para orang tua dapat berleha-leha di atas tikar, sambil melihat bocah-bocah berebut nyemplung ke dalam waduk. Berenang di tepi waduk yang tidak terlalu dalam atau naik perahu tradisional mengarungi waduk.
Berbagai fasilitas tersedia di kompleks wisata ini antara lain kolam renang anak, mainan anak, becak air, perahu pesiar, perahu dayung, panggung terbuka serta disediakan tempat parkir yang cukup luas Pada setiap Idul Fitri diadakan Pekan Wisata dengan pentas orkes melayu/dangdut sebagai hiburan. Sementara Sedekah Waduk, dilaksanakan oleh masyarakat setempat setiap hari raya.
Akses Menuju Waduk Malahayu
Bila Anda sering mendengar jalan alternatif Pantai Utara menuju Slawi Jawa Tengah. Antara Cirebon Jawa Tengah dan Tegal Jawa Tengah itulah Kabupaten Brebes Jawa Tengah. Dari Arah Cirebon sebelum sampai Kota Brebes Anda akan melewati Tanjung, kemudian Pejagan belok kanan itulah jalan alternatif menuju Slawi. Ini sudah masuk wilayah Jawa tengah. Waduk Malahayu letaknya persis ke selatan dari Tanjung. Berjarak sekitar 18 km ke selatan melewati Kersana dan Banjarharjo.
Lokasi Waduk Malahayu tidak jauh dari daerah Tanjung yang merupakan jalan alternatif penghubung Cirebon, Brebes, dan Slawi. Petunjuk jalan cukup jelas sehingga membuat orang tidak tersesat saat berjalan menuju lokasi. Kondisi jalan menuju Waduk Malahayu sebagian mengalami kerusakan dan belum diperbaiki. Angkutan umum masih beroperasi menuju ke lokasi waduk namun disarankan menggunakan kendaraan pribadi saja seperti sepeda motor atau mobil. Saat hampir memasuki kawasan waduk Malahayu, Anda akan melewati hutan jati dan area persawahan. Memasuki pos retribusi, Anda ditarik karcis sebesar 2 ribu/motor.
Advertisement