Hutan Payau Cilacap merupakan lahan rawa berisi tanaman mangrove seluas 10 hektar yang dikelola oleh Perum Perhutani KPH Banyumas Barat dan Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah sebagai hutan pelindung ekosistem di kawasan segara anakan. Hutan payau berada di Kelurahan Tritih Kulon, Kecamatan Cilacap Utara, Kabupaten Cilacap.
Lokasinya berbatasan langsung dengan persawahan warga sekitar. Namun dari Jalan Nusantara terdapat pintu gerbang khusus bagi para wisatawan. Hutan payau ini mulai dirintis pada tahun 1978 namun baru dijadikan hutan kota, berdasarkan keputusan Bupati Cilacap, pada tanggal 2 Maret 2009. Hutan Payau Cilacap juga digunakan sebagai tempat wisata lingkungan.
Hutan bakau yang berada di lokasi ini, mendapat suplai air payau dari sungai Lester yang langsung terhubung dengan laut. Hutan Payau Mangrove ini terdapat 15.000 pohon mangrove yang terdiri dari Tancang (Bruguiera gymnorrhiza), Api-api (Avicennia sp), Bakau Bandul (Rhizophora mucronata) dan Bakau Kacangan (Rhizophora apiculata). Ekosistem Hutan Payau Mangrove di sini dihuni oleh banyak sekali biota mangrove, yang bisa teramati secara kasat mata, seperti ikan Gelodok, Uca, Udang Pistol, Tanggal, burung, berbagai jenis ikan dan lain-lain.
Memasuki kawasan wisata Hutan Payau, anda akan disambut oleh sebuah gapura yang cukup megah. Padahal beberapa tahun yang lalu, tempat wisata tersebut dibiarkan terbengkelai begitu saja. Pembenahan disana-sini dilakukan oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Cilacap agar kejayaan Hutan Payau Cilacap dapat dikembalikan. Hutan payau seluas kira-kira 10 hektar ini sebenarnya menjadi ikon kota Cilacap pada tahun 1990-2003.
Sedangkan perbaikan pada bagian shelter dan anjungan makin serius digarap dengan melakukan kerjasama antara Disbudpar Cilacap dengan Perhutani KPH Banyumas Barat. Hutan Payau Cilacap memang sangat dikenal sebagai tempat wisata pasangan muda. Dan di Jembatan Mesra inilah yang dijadikan sebagai akses yang sangat nyaman untuk dilewati bersama orang-orang terdekat.
Tahun awal perintisan sekitar dekade 90-an kawasan tersebut memang di arahkan sebagai salah satu tempat tujuan wisata keluarga di wilayah Banyumas dan sempat menjadi salah satu primadona tempat wisata karena "jembatan goyang-nya', istilah jembatan goyang diambil dari testimoni wisman yang berkunjung ke kawasan wisata tersebut yang merasa enjoy ketika melintasi jembatan goyang , dengan struktur bangunan terbuat dari bambu, dan karena letak kontruksinya berada di sela-sela pohon bakau jadi ketika dilewati akan terasa bergoyang.
Ada juga sebagian masyarakat yang menyebut jalan tersebut dengan jembatan mesra. Disebut jembatan mesra karena hanya cukup untuk jalan berdua. Jika berpapasan, salah seorang harus mengalah untuk menyimpang. Jembatan di atas rawa ini merupakan fasilitas yang disediakan oleh pengelola. Di setiap sudut tikungan terdapat gubug-gubug kecil bagi pengunjung yang ingin beristirahat, sekadar duduk santai atau berfoto. Ujung dari jembatan sepanjang sekitar 300 meter ini adalah area cukup luas di tepi segara anakan.
Harga tiket masuknya pun cukup murah karena hanya dengan Rp3.000/orang, anda dapat berwisata ke hutan payau yang mempunyai peranan penting bagi masyarakat Cilacap yang tinggal di pesisir pantai. Hutan bakau ini bebagai pelindung alami yang sangat tepat, praktis dan kuat untuk menahan gejala erosi pantai; untuk menyediakan hasil hutan berupa bahan perahu, bahan atap, gula, kayu bakar, dan bahan penyamak kulit; serta digunakan sebagai tempat berkembang biak dan tempat hidup dari satwa liar endemik dan juga burung, udang, monyet, dan hewan lainnya.
Memasuki ke kawasan Hutan Payau, anda bisa menyusuri tempat ini dengan menggunakan jalan setapak. Namun jalan setapak masih kurang memadai karena terjadi kerusakan disana-sini. Bahkan, kalau air laut sedang pasang, airnya pun dapat menggenangi jalan setapak yang dijadikan akses untuk dapat berkeliling ke seluruh areal hutan payau. Dengan jalan setapak yang tersedia, memudahkan pengunjung untuk menikmati hutan mangrove. Namun sayangnya jika pasang tiba, jalan setapak akan tergenang dan tidak dapat dilewati. Hal inilah yang menyebabkan jalan setapak tersebut rusak.
Hutan mangrove bukan satu-satunya daya tarik dari kawasan wisata tersebut, namun dengan adanya sejumlah hewan langka dengan status dilindungi oleh pemerintah pun menjadi daya tarik tersendiri, tidak cukup disitu saja bahkan wisman sangat menyukai paket perjalanan wisata air dengan menggunakan perahu kayu untuk menikmati pesona hutan mangrove yang lain di kawasan tersebut. Kolam pancing, wisata sepeda air, dan masih banyak yang lainnya yang merupakan rangkaian dari pesona hutan payau.
Banyak pengunjung yang datang untuk menikmati suasana kawasan hutan bakau yang sarat dengan ekosistim payau nya. Akar-akar khas pohon bakau yang muncul ke permukaan dan sangat jelas terlihat. Dahan-dahan yang meliuk-liuk menjadi naungan para pengunjung setidaknya dapat memberikan kesejukan sehingga biarpun berada di hutan, tetapi anda akan tetap merasa nyaman saat mengitari hutan payau di Cilacap Utara ini.
Jalan - jalan kekota Cilacap kurang pas dirasa apabila kita tidak berkunjung ke kawasan Hutan Bakau ini. Bukan hanya keindahan pantai yang Teluk Penyu dan Pantai Pasir Putih saja dikota Cilacap, juga ada hutan bakau yang tak kalah menariknya yaitu Hutan Payau Cilacap. Jika anda sedang berkunjung ke Cilacap, mampir dan tengoklah salah satu tempat wisata hutan yang ada di Cilacap. Ini tentu akan menjadi satu pengalaman baru bagi anak-anak anda saat berwisata edukasi ke Hutan Payau Cilacap.
Layanan informasi :
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kab. Cilacap
Jl. A. Yani No. 8 Cilacap Telp. 0282-534481
Email : diparta_clp@yahoo.co.id
Facebook: cilacap tourism
Lokasinya berbatasan langsung dengan persawahan warga sekitar. Namun dari Jalan Nusantara terdapat pintu gerbang khusus bagi para wisatawan. Hutan payau ini mulai dirintis pada tahun 1978 namun baru dijadikan hutan kota, berdasarkan keputusan Bupati Cilacap, pada tanggal 2 Maret 2009. Hutan Payau Cilacap juga digunakan sebagai tempat wisata lingkungan.
Hutan bakau yang berada di lokasi ini, mendapat suplai air payau dari sungai Lester yang langsung terhubung dengan laut. Hutan Payau Mangrove ini terdapat 15.000 pohon mangrove yang terdiri dari Tancang (Bruguiera gymnorrhiza), Api-api (Avicennia sp), Bakau Bandul (Rhizophora mucronata) dan Bakau Kacangan (Rhizophora apiculata). Ekosistem Hutan Payau Mangrove di sini dihuni oleh banyak sekali biota mangrove, yang bisa teramati secara kasat mata, seperti ikan Gelodok, Uca, Udang Pistol, Tanggal, burung, berbagai jenis ikan dan lain-lain.
Memasuki kawasan wisata Hutan Payau, anda akan disambut oleh sebuah gapura yang cukup megah. Padahal beberapa tahun yang lalu, tempat wisata tersebut dibiarkan terbengkelai begitu saja. Pembenahan disana-sini dilakukan oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Cilacap agar kejayaan Hutan Payau Cilacap dapat dikembalikan. Hutan payau seluas kira-kira 10 hektar ini sebenarnya menjadi ikon kota Cilacap pada tahun 1990-2003.
Sedangkan perbaikan pada bagian shelter dan anjungan makin serius digarap dengan melakukan kerjasama antara Disbudpar Cilacap dengan Perhutani KPH Banyumas Barat. Hutan Payau Cilacap memang sangat dikenal sebagai tempat wisata pasangan muda. Dan di Jembatan Mesra inilah yang dijadikan sebagai akses yang sangat nyaman untuk dilewati bersama orang-orang terdekat.
Tahun awal perintisan sekitar dekade 90-an kawasan tersebut memang di arahkan sebagai salah satu tempat tujuan wisata keluarga di wilayah Banyumas dan sempat menjadi salah satu primadona tempat wisata karena "jembatan goyang-nya', istilah jembatan goyang diambil dari testimoni wisman yang berkunjung ke kawasan wisata tersebut yang merasa enjoy ketika melintasi jembatan goyang , dengan struktur bangunan terbuat dari bambu, dan karena letak kontruksinya berada di sela-sela pohon bakau jadi ketika dilewati akan terasa bergoyang.
Ada juga sebagian masyarakat yang menyebut jalan tersebut dengan jembatan mesra. Disebut jembatan mesra karena hanya cukup untuk jalan berdua. Jika berpapasan, salah seorang harus mengalah untuk menyimpang. Jembatan di atas rawa ini merupakan fasilitas yang disediakan oleh pengelola. Di setiap sudut tikungan terdapat gubug-gubug kecil bagi pengunjung yang ingin beristirahat, sekadar duduk santai atau berfoto. Ujung dari jembatan sepanjang sekitar 300 meter ini adalah area cukup luas di tepi segara anakan.
Harga tiket masuknya pun cukup murah karena hanya dengan Rp3.000/orang, anda dapat berwisata ke hutan payau yang mempunyai peranan penting bagi masyarakat Cilacap yang tinggal di pesisir pantai. Hutan bakau ini bebagai pelindung alami yang sangat tepat, praktis dan kuat untuk menahan gejala erosi pantai; untuk menyediakan hasil hutan berupa bahan perahu, bahan atap, gula, kayu bakar, dan bahan penyamak kulit; serta digunakan sebagai tempat berkembang biak dan tempat hidup dari satwa liar endemik dan juga burung, udang, monyet, dan hewan lainnya.
Memasuki ke kawasan Hutan Payau, anda bisa menyusuri tempat ini dengan menggunakan jalan setapak. Namun jalan setapak masih kurang memadai karena terjadi kerusakan disana-sini. Bahkan, kalau air laut sedang pasang, airnya pun dapat menggenangi jalan setapak yang dijadikan akses untuk dapat berkeliling ke seluruh areal hutan payau. Dengan jalan setapak yang tersedia, memudahkan pengunjung untuk menikmati hutan mangrove. Namun sayangnya jika pasang tiba, jalan setapak akan tergenang dan tidak dapat dilewati. Hal inilah yang menyebabkan jalan setapak tersebut rusak.
Hutan mangrove bukan satu-satunya daya tarik dari kawasan wisata tersebut, namun dengan adanya sejumlah hewan langka dengan status dilindungi oleh pemerintah pun menjadi daya tarik tersendiri, tidak cukup disitu saja bahkan wisman sangat menyukai paket perjalanan wisata air dengan menggunakan perahu kayu untuk menikmati pesona hutan mangrove yang lain di kawasan tersebut. Kolam pancing, wisata sepeda air, dan masih banyak yang lainnya yang merupakan rangkaian dari pesona hutan payau.
Banyak pengunjung yang datang untuk menikmati suasana kawasan hutan bakau yang sarat dengan ekosistim payau nya. Akar-akar khas pohon bakau yang muncul ke permukaan dan sangat jelas terlihat. Dahan-dahan yang meliuk-liuk menjadi naungan para pengunjung setidaknya dapat memberikan kesejukan sehingga biarpun berada di hutan, tetapi anda akan tetap merasa nyaman saat mengitari hutan payau di Cilacap Utara ini.
Jalan - jalan kekota Cilacap kurang pas dirasa apabila kita tidak berkunjung ke kawasan Hutan Bakau ini. Bukan hanya keindahan pantai yang Teluk Penyu dan Pantai Pasir Putih saja dikota Cilacap, juga ada hutan bakau yang tak kalah menariknya yaitu Hutan Payau Cilacap. Jika anda sedang berkunjung ke Cilacap, mampir dan tengoklah salah satu tempat wisata hutan yang ada di Cilacap. Ini tentu akan menjadi satu pengalaman baru bagi anak-anak anda saat berwisata edukasi ke Hutan Payau Cilacap.
Layanan informasi :
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kab. Cilacap
Jl. A. Yani No. 8 Cilacap Telp. 0282-534481
Email : diparta_clp@yahoo.co.id
Facebook: cilacap tourism
Advertisement