Kampung Laut adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah. Kampung Laut terdiri dari empat kelurahan atau desa, masing-masing adalah Desa Ujungalang, Ujung Gagak, Panikel, dan Klaces yang menjadi ibukota Kecamatan Kampung Laut. Kampung Laut adalah sebutan untuk seluruh pemukiman yang berada di Segara Anakan, yaitu kawasan perairan yang terletak di antara daratan Cilacap sebelah Barat dengan Pulau Nusakambangan.
Kabupaten Cilacap terdiri atas 24 kecamatan, yang terbagi lagi menjadi sejumlah desa dan kelurahan. Desa-desa tersebar di 21 kecamatan, sedangkan kelurahan ada di 3 kecamatan eks kota administratip Cilacap. Kecamatan-kecamatan tersebut adalah Dayeuhluhur, Wanareja, Majenang, Cimanggu, Karangpucung, Sidareja, Gandrungmangu, Kedungreja, Patimuan, Cipari, Bantarsari, Kawunganten, Jeruklegi, Kesugihan, Maos, Sampang, Kroya, Adipala, Binangun, Nusawungu, Kampung Laut, Cilacap Utara, Cilacap Tengah dan Cilacap Selatan.
Sejarah Kampung Laut
Menurut cerita rakyat penduduk asli Kampung Laut merupakan anak keturunan dari para prajurit Mataram yang datang ke daerah Kampung Laut untuk mengamankan daerah perairan Segara Anakan dari gangguan bajak laut orang Portugis. Para prajurit itu dipimpin oleh empat orang wiratamtama, yaitu yang bernama Jaga Playa, Jaga Praya, Jaga Resmi dan Jaga Laut.
Setelah keadaan aman, para wiratamtama dan anak buahnya tersebut tidak mau kembali ke pusat kerajaan Mataram, mereka tetap tinggal di kawasan Cilacap dan sekitarnya misalnya Jaga Playa dan Jaga Praya kemudian bermukim di daerah yang sekarang disebut Klapalima, sementara itu Jaga Resmi dan Jaga Laut memilih tinggal di Pulau Nusakambangan. Jaga Resmi bermukim di daerah yang kini disebut Legok Pari, sedangkan Jaga Laut bertempat tinggal di Gebang Kuning atau yang sekarang lebih dikenal dengan nama Kembang Kuning.
Ketika kekuasaan Kerajaan Mataram makin melemah dan akhirnya dikuasai oleh pemerintah Hindia Belanda. Cilacap dan Nusakambangan waktu itu juga di bawah kekuasaan Pemerintah Hindia Belanda dipilih untuk pembuangan orang-orang yang dianggap melanggar hukum dan kekuasaan pemerintah Hindia Belanda.
Narapidana yang ada di Nusakambangan waktu itu belum diurus dengan baik oleh pemerintah Hindia Belanda. Mereka sering mengganggu penghuni Pulau Nusakambangan yang ada sebelum mereka datang, yaitu anak-anak keturunan Jaga Resmi dan Jaga Laut dan anak buahnya. Karena merasa terganggu mereka menyingkir dari Pulau Nusakambangan, dan membuat rumah-rumah tempat tinggal mereka di laut Segara Anakan. Rumah-rumah tersebut semakin lama semakin berkembang dan membentuk perkampungan.
Karena kampung-kampung itu berada di perairan laut (Segara Anakan), maka kemudian disebut Kampung Laut. Nama lain dari Kampung Laut adalah Bejagan atau Pejagan. Nama ini juga terkait dengan cerita bahwa Segara Anakan adalah tempat para prajurit kerajaan Mataram melakukan penjagaan agar daerah ini aman, bebas dari gangguan para bajak laut.
Waktu tempuh dengan perahu compreng menuju Kampung Laut selama dua jam dari pelabuhan Seleko Cilacap. Dari perahu compreng tersebut kita dapat menikmati keindahan hutan mangrove di sepanjang perjalanan. Pemandangan alam yang hijau dan indah dari pulau Nusa Kambangan. Selain itu juga kita bisa melihat dari dekat bangunan-bangunan LP di Nusa Kambangan.
Obyek Wisata di Kampung Laut
Setelah sekitar dua jam perjalanan dengan perahu compreng, Anda akan sampai di sebuah perkampungan. Ditengah-tengah perairan terdapat perkampungan penduduk. Dusun Moetehan desa Ujung Alang menjadi tempat transit pertama. Perjalanan dilanjutkan dengan jalan darat menuju Desa Klaces menggunakan jasa tukang ojek. Ongkosnya pun sangat terjangkau, perjalanan hampir memakan waktu setengah jam hanya Rp 10.000,- sekali jalan.
Perjalanan dari Desa Ujung Galang menuju Klaces kita disuguhi pemandangan yang tak kalah indah meskipun sebetulnya agak miris dengan kondisi perkampungan warga yang masih sangat sederhana. Wisata alam lain yang dapat kita nikmati adalah goa-goa alami di wilayah pulau Nusa Kambangan.
Goa Masigit Sela. Menurut warga sekitar, goa ini merupakan goa keramat. Wisatawan yang berkunjung mempunyai bermacam-macam tujuan. Ada yang hanya ingin melihat dan menikmati pemandangan, ada pula yang bertujuan ngalap berkah, ada yang bertujuan untuk menenangkan diri, jadi jangan kaget apabila kita memasuki goa ini kita akan menemukan orang yang sedang bersemedi atau bertapa. Gua Masigit Sela banyak dikunjungi oleh masyarakat di luar Kampung Laut. Ada yang dari Indramayu, Kuningan, Cirebon, dan sebagainya.
Di Gua Masigit Sela ini, kita juga bisa melihat tempat-tempat yang pernah disinggahi oleh mantan Presiden Soekarno dan Presiden Soeharto serta melihat peninggalan kyai-kyai dari Jepara di Gua Masigit Sela. Selain Goa Masigit Sela, ada lagi Goa Maria. Menurut cerita, goa ini ditemukan tanpa sengaja oleh Belanda pada abad ke-16. Disebut Goa Maria karena didalamnya terdapat stalakmit yang menyerupai anjing dan perempuan yang sedang menyusui menyerupai bunda Maria.
Akan lebih memuaskan lagi jika bermalam di Kampung Laut. Wisatawan bisa melihat dan terlibat langsung dengan aktivitas keseharian masyarakat di sana seperti memancing, mencari kepiting, menanam bibit Mangrove, bertani padi, membuat gula kelapa, dan menyaksikan kesenian tradisional masyarakat Kampung Laut.
Jika ingin bermalam silahkan hubungi Badan Pengelola Segara Anakan yang letaknya di sebelah Kecamatan Kampung laut. Karena di sini memang belum ada penginapan tapi jangan khawatir untuk masalah penginapan, anda bisa tinggal di rumah-rumah penduduk dengan harga sewa yang sangat terjangkau dan dan nyaman dengan suasana khas Kampung Laut.Area wisata alam kampung laut memang dibangun menggunakan sistem pengelolaan eko-wisata dimana sangat menjaga tradisi dan menjaga kelestarian alam, sehingga di wilayah ini tidak ada hotel-hotel untuk tempat menginap.
Akses Menuju Kampung Laut
Kampung Laut dapat ditempuh melalui perjalanan darat dan laut. Jika anda datang dari Cilacap bagian timur Anda dapat menuju Kampung Laut dari Pelabuhan Tanjung Intan dan Sleko. Jika melalui darat, bisa menggunakan jalur dari pelabuhan penyeberangan Tanjung Intan atau Pelabuhan Batre yang menuju ke Pulau Nusakambangan. Waktu yang ditempuh sekitar 1 jam bila menggunakan sepeda motor. Jalur laut yang dapat ditempuh menggunakan compreng atau jukung. Compreng merupakan kapal trayek yang bisa memuat lebih dari 20 penumpang. Jika hendak ke Kampung Laut, kita bisa menggunakan compreng tersebut dari Pelabuhan Sleko Cilacap.
Dari Sleko sebenarnya ada perahu reguler yang biasa mengangkut penumpang untuk jurusan ujung Alang, Moetean, Klaces (ibu kota kecamatan kampung Laut). Namun jika Anda ingin cepat sampai bisa sewa compreng dengan harga nego biasanya kalau mau sampai klaces + 200 ribu anda puas, jarak tempuh 1,5 jam sambil menikmati keindahan alam turun ke daratan klaces ditunggu sampai balik lagi ke Kota Cilacap (Sleko),
Kampung laut juga dapat dijangkau melalui Cilacap Barat dan dari Ciamis Jawa Barat. Jika anda dari Cilacap barat, atau jawa barat Masuk dari daerah Majingklak kabupaten Ciamis naik compreng murah paling bolak balik 60 ribu dengan waktu tempuh sekitar 20 menit untuk sampai Klaces, Lewat Gandrungmangu anda juga bisa, dari desa Panikel di Gandrungmangu baru menuju Klaces atau desa Ujung Gagak.
Layanan informasi :
Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kab. Cilacap
Jl. A. Yani No. 8 Cilacap Telp. 0282-534481
Kabupaten Cilacap terdiri atas 24 kecamatan, yang terbagi lagi menjadi sejumlah desa dan kelurahan. Desa-desa tersebar di 21 kecamatan, sedangkan kelurahan ada di 3 kecamatan eks kota administratip Cilacap. Kecamatan-kecamatan tersebut adalah Dayeuhluhur, Wanareja, Majenang, Cimanggu, Karangpucung, Sidareja, Gandrungmangu, Kedungreja, Patimuan, Cipari, Bantarsari, Kawunganten, Jeruklegi, Kesugihan, Maos, Sampang, Kroya, Adipala, Binangun, Nusawungu, Kampung Laut, Cilacap Utara, Cilacap Tengah dan Cilacap Selatan.
Sejarah Kampung Laut
Menurut cerita rakyat penduduk asli Kampung Laut merupakan anak keturunan dari para prajurit Mataram yang datang ke daerah Kampung Laut untuk mengamankan daerah perairan Segara Anakan dari gangguan bajak laut orang Portugis. Para prajurit itu dipimpin oleh empat orang wiratamtama, yaitu yang bernama Jaga Playa, Jaga Praya, Jaga Resmi dan Jaga Laut.
Setelah keadaan aman, para wiratamtama dan anak buahnya tersebut tidak mau kembali ke pusat kerajaan Mataram, mereka tetap tinggal di kawasan Cilacap dan sekitarnya misalnya Jaga Playa dan Jaga Praya kemudian bermukim di daerah yang sekarang disebut Klapalima, sementara itu Jaga Resmi dan Jaga Laut memilih tinggal di Pulau Nusakambangan. Jaga Resmi bermukim di daerah yang kini disebut Legok Pari, sedangkan Jaga Laut bertempat tinggal di Gebang Kuning atau yang sekarang lebih dikenal dengan nama Kembang Kuning.
Ketika kekuasaan Kerajaan Mataram makin melemah dan akhirnya dikuasai oleh pemerintah Hindia Belanda. Cilacap dan Nusakambangan waktu itu juga di bawah kekuasaan Pemerintah Hindia Belanda dipilih untuk pembuangan orang-orang yang dianggap melanggar hukum dan kekuasaan pemerintah Hindia Belanda.
Narapidana yang ada di Nusakambangan waktu itu belum diurus dengan baik oleh pemerintah Hindia Belanda. Mereka sering mengganggu penghuni Pulau Nusakambangan yang ada sebelum mereka datang, yaitu anak-anak keturunan Jaga Resmi dan Jaga Laut dan anak buahnya. Karena merasa terganggu mereka menyingkir dari Pulau Nusakambangan, dan membuat rumah-rumah tempat tinggal mereka di laut Segara Anakan. Rumah-rumah tersebut semakin lama semakin berkembang dan membentuk perkampungan.
Karena kampung-kampung itu berada di perairan laut (Segara Anakan), maka kemudian disebut Kampung Laut. Nama lain dari Kampung Laut adalah Bejagan atau Pejagan. Nama ini juga terkait dengan cerita bahwa Segara Anakan adalah tempat para prajurit kerajaan Mataram melakukan penjagaan agar daerah ini aman, bebas dari gangguan para bajak laut.
Waktu tempuh dengan perahu compreng menuju Kampung Laut selama dua jam dari pelabuhan Seleko Cilacap. Dari perahu compreng tersebut kita dapat menikmati keindahan hutan mangrove di sepanjang perjalanan. Pemandangan alam yang hijau dan indah dari pulau Nusa Kambangan. Selain itu juga kita bisa melihat dari dekat bangunan-bangunan LP di Nusa Kambangan.
Obyek Wisata di Kampung Laut
Setelah sekitar dua jam perjalanan dengan perahu compreng, Anda akan sampai di sebuah perkampungan. Ditengah-tengah perairan terdapat perkampungan penduduk. Dusun Moetehan desa Ujung Alang menjadi tempat transit pertama. Perjalanan dilanjutkan dengan jalan darat menuju Desa Klaces menggunakan jasa tukang ojek. Ongkosnya pun sangat terjangkau, perjalanan hampir memakan waktu setengah jam hanya Rp 10.000,- sekali jalan.
Perjalanan dari Desa Ujung Galang menuju Klaces kita disuguhi pemandangan yang tak kalah indah meskipun sebetulnya agak miris dengan kondisi perkampungan warga yang masih sangat sederhana. Wisata alam lain yang dapat kita nikmati adalah goa-goa alami di wilayah pulau Nusa Kambangan.
Goa Masigit Sela. Menurut warga sekitar, goa ini merupakan goa keramat. Wisatawan yang berkunjung mempunyai bermacam-macam tujuan. Ada yang hanya ingin melihat dan menikmati pemandangan, ada pula yang bertujuan ngalap berkah, ada yang bertujuan untuk menenangkan diri, jadi jangan kaget apabila kita memasuki goa ini kita akan menemukan orang yang sedang bersemedi atau bertapa. Gua Masigit Sela banyak dikunjungi oleh masyarakat di luar Kampung Laut. Ada yang dari Indramayu, Kuningan, Cirebon, dan sebagainya.
Di Gua Masigit Sela ini, kita juga bisa melihat tempat-tempat yang pernah disinggahi oleh mantan Presiden Soekarno dan Presiden Soeharto serta melihat peninggalan kyai-kyai dari Jepara di Gua Masigit Sela. Selain Goa Masigit Sela, ada lagi Goa Maria. Menurut cerita, goa ini ditemukan tanpa sengaja oleh Belanda pada abad ke-16. Disebut Goa Maria karena didalamnya terdapat stalakmit yang menyerupai anjing dan perempuan yang sedang menyusui menyerupai bunda Maria.
Akan lebih memuaskan lagi jika bermalam di Kampung Laut. Wisatawan bisa melihat dan terlibat langsung dengan aktivitas keseharian masyarakat di sana seperti memancing, mencari kepiting, menanam bibit Mangrove, bertani padi, membuat gula kelapa, dan menyaksikan kesenian tradisional masyarakat Kampung Laut.
Jika ingin bermalam silahkan hubungi Badan Pengelola Segara Anakan yang letaknya di sebelah Kecamatan Kampung laut. Karena di sini memang belum ada penginapan tapi jangan khawatir untuk masalah penginapan, anda bisa tinggal di rumah-rumah penduduk dengan harga sewa yang sangat terjangkau dan dan nyaman dengan suasana khas Kampung Laut.Area wisata alam kampung laut memang dibangun menggunakan sistem pengelolaan eko-wisata dimana sangat menjaga tradisi dan menjaga kelestarian alam, sehingga di wilayah ini tidak ada hotel-hotel untuk tempat menginap.
Akses Menuju Kampung Laut
Kampung Laut dapat ditempuh melalui perjalanan darat dan laut. Jika anda datang dari Cilacap bagian timur Anda dapat menuju Kampung Laut dari Pelabuhan Tanjung Intan dan Sleko. Jika melalui darat, bisa menggunakan jalur dari pelabuhan penyeberangan Tanjung Intan atau Pelabuhan Batre yang menuju ke Pulau Nusakambangan. Waktu yang ditempuh sekitar 1 jam bila menggunakan sepeda motor. Jalur laut yang dapat ditempuh menggunakan compreng atau jukung. Compreng merupakan kapal trayek yang bisa memuat lebih dari 20 penumpang. Jika hendak ke Kampung Laut, kita bisa menggunakan compreng tersebut dari Pelabuhan Sleko Cilacap.
Dari Sleko sebenarnya ada perahu reguler yang biasa mengangkut penumpang untuk jurusan ujung Alang, Moetean, Klaces (ibu kota kecamatan kampung Laut). Namun jika Anda ingin cepat sampai bisa sewa compreng dengan harga nego biasanya kalau mau sampai klaces + 200 ribu anda puas, jarak tempuh 1,5 jam sambil menikmati keindahan alam turun ke daratan klaces ditunggu sampai balik lagi ke Kota Cilacap (Sleko),
Kampung laut juga dapat dijangkau melalui Cilacap Barat dan dari Ciamis Jawa Barat. Jika anda dari Cilacap barat, atau jawa barat Masuk dari daerah Majingklak kabupaten Ciamis naik compreng murah paling bolak balik 60 ribu dengan waktu tempuh sekitar 20 menit untuk sampai Klaces, Lewat Gandrungmangu anda juga bisa, dari desa Panikel di Gandrungmangu baru menuju Klaces atau desa Ujung Gagak.
Layanan informasi :
Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kab. Cilacap
Jl. A. Yani No. 8 Cilacap Telp. 0282-534481
Advertisement