Guci Indah adalah Objek wisata air panas yang berada di Desa Guci Kecamatan Bumijawa Kabupaten Tegal, Provinsi Jawa Tengah. Objek wisata yang berlokasi di kaki gunung Slamet (Gunung tertinggi di Jawa tengah) tersebut. Merupakan sebuah pemandian air panas Geo-thermal alami. Kawasan ini ternyata berbeda jauh dengan suasana alam sekitarnya, karena kesejukan udara pegunungannya yang khas. Bertolak belakang dengan iklim pesisir utara Pulau Jawa lain, yang sering terasa kering dan panas tersebut.
Memiliki luas 210 Ha, terletak di kaki Gunung Slamet bagian utara dengan ketinggian kurang lebih 1.050 meter. Dari Kota Slawi berjarak ± 30 km, sedangkan dari Kota Tegal berjarak tempuh sekitar 40 km ke arah selatan. Desa Guci ini ternyata tepat berada di hutan dengan kehijauan kaki Gunung Slamet yang terkenal “angker” itu. Gunung ini sejak dahulu sudah dikenal sebagai tempat orang yang hendak menyepi, bersemedi dan bertapa. Sehingga hal-hal yang bersifat mistik masih kuat terasa di daerah ini.
Obyek wisata Pemandian Air Panas Guci ini memiliki banyak pancuran yang dipercaya oleh masyarakat setempat dapat menyembuhkan penyakit tertentu seperti penyakit kulit, koreng, dan juga rematik. Terdapat 10 air terjun di kawasan Pemandian Air Panas Guci ini. Pada bagian atas obyek wisata ini ada juga air terjun Jedor yang dulunya milik seorang lurah Jedor. Anda bisa menyewa kuda untuk mengelilingi obyek wisata ini dengan harga sewa yang tidak mahal. Air yang mengalir dari pancuran-pancuran di obyek wisata ini dipercaya bisa menyembuhkan penyakit seperti rematik, koreng serta penyakit kulit lainnya, khususnya Pemandian Pancuran 13 yang memang memiliki pancuran berjumlah tiga belas buah.
Sejarah Objek Wisata Guci
Obyek Wisata Guci bermula setelah ditemukannya sumber mata air (bahasa jawa: tuk) di Desa Guci dan diteliti tidak mengandung racun. Pada tahun 1974 pemandian air panas dibuka untuk umum dengan fasilitas yang masih alami. Pada saat itu pengunjung dapat mandi bawah gua sumber mata air panas yang konon tempat itu merupakan daerah kekuasaan dayang Nyai Roro Kidul yang bertugas di wilayah sungai sebelah utara Gunung Slamet atau lebih dikenal Kali Gung. Dinamakan Kali Gung sebab bersinggungan dengan mata air yang agung yakni aliran mata air panas yang melimpah sepanjang tahun, dayang Nyai Roro Kidul bernama Nyai Rantensari yang berwujud naga maka di Pancuran 13 tersebut dibuat Patung Naga untuk mengingatkan akan daya mistis yang ada dikawasan Obyek Wisata Guci.
Obyek wisata Pemandian Air Panas Guci ini cukup ramai dikunjungi pada hari Kamis malam, yang keesokan harinya merupakan Jum’at Kliwon. Mitos yang berkembang, anda bisa Ngalap Berkah dengan mandi sekitar jam 12 malam dan memohon sesuatu di sini, sehingga apapun permohonan anda akan dikabulkan. Kepercayaan semacam ini sudah terjadi secara turun temurun. Tersiar kabar bahwa air panas itu terjadi setelah seorang sunan utusan Walisongo menancapkan tongkatnya ke tanah dengan membawa air panas di dalam guci tersebut, maka keluarlah air panas ini atas izin Tuhan.
Di kawasan tersebut juga terdapat pohon beringin dan pohon karet yang sudah ratusan tahun yang konon ditanam oleh keturunan Kyai Klitik yang bernama Eyang Sudi Reja dan Mbah Abdurahim pada tahun 1918. Dengan maksud agar daerah tersebut tidak mudah longsor, kuat serta rindang. Sampai sekarang pemandian air panas Guci menyimpan misteri kegaibannya sebab merupakan peninggalan para wali terdahulu penyebar agama islam, dan masih banyak tempat – tempat yang menyimpan sejarah seperti petilasan Kyai Mustofa dan makamnya di Pekaringan berjarak 5 KM dari Desa Guci, Kyai Mustofa adalah seorang ulama keturunan kanjeng Sunan Gunungjati yang syiar Islam kemudian bertapa di Desa Guci pada zaman cucu Kyai Klitik.
Ulama inilah yang memberi nama air terjun di sebelah atas Pemandian Pancuran 13 yaitu Curug Serwiti sebab banyak muncul burung serwiti dan diatas curug itu ada lagi sebuah curug yang indah bernama Curug Jedor yang tidak pernah diketahui asal muasal nama tersebut.
Akses Menuju Lokasi
Dari arah Semarang, pengunjung dapat menggunakan bus jurusan Semarang - Tegal. Setelah sampai di Terminal Tegal, pengunjung dapat melanjutkan perjalanan dengan menggunakan angkutan umum (minibus) menuju Desa Tuwel, Bojong, Tegal yang memakan waktu sekitar 30 hingga 45 menit. Dari Tuwel, perjalanan dilanjutkan dengan kendaraan bak terbuka menuju Guci. Dengan kendaraan tersebut, perjalanan sekitar 30 menit.
Tiket Harga Tiket Masuk Untuk Hari Biasa :
Fasilitas yang ada di kawasan Pemandian Air Panas Guci ini tergolong cukup lengkap, seperti penginapan, hotel kelas melati, villa, losmen hingga hotel berbintang. Tentunya fasilitas yang diberikan di setiap penginapan tadi berbeda-beda, tergantung dari pilihan dan harga yang anda inginkan. Di obyek wisata ini ada juga wisata hutan, lapangan tenis, kolam renang dengan air panas, lapangan sepak bola dan juga tempat perkemahan pelajar.
Ada hal yang menarik lainnya di obyek wisata ini, yaitu terdapat wisata baru pemandian air panas Guciku Hot Waterboom, yang merupakan wahana permainan air lengkap meliputi kolam renang, kolam badan Guci, kolam rendam, arus jeram. Di Guciku Hot Waterboom juga disediakan fasilitas ruang bilas/ ganti, restoran, penginapan, dan pertokoan yang menyajikan souvenir dan pernak pernik yang bisa anda jadikan oleh-oleh.
Memiliki luas 210 Ha, terletak di kaki Gunung Slamet bagian utara dengan ketinggian kurang lebih 1.050 meter. Dari Kota Slawi berjarak ± 30 km, sedangkan dari Kota Tegal berjarak tempuh sekitar 40 km ke arah selatan. Desa Guci ini ternyata tepat berada di hutan dengan kehijauan kaki Gunung Slamet yang terkenal “angker” itu. Gunung ini sejak dahulu sudah dikenal sebagai tempat orang yang hendak menyepi, bersemedi dan bertapa. Sehingga hal-hal yang bersifat mistik masih kuat terasa di daerah ini.
Obyek wisata Pemandian Air Panas Guci ini memiliki banyak pancuran yang dipercaya oleh masyarakat setempat dapat menyembuhkan penyakit tertentu seperti penyakit kulit, koreng, dan juga rematik. Terdapat 10 air terjun di kawasan Pemandian Air Panas Guci ini. Pada bagian atas obyek wisata ini ada juga air terjun Jedor yang dulunya milik seorang lurah Jedor. Anda bisa menyewa kuda untuk mengelilingi obyek wisata ini dengan harga sewa yang tidak mahal. Air yang mengalir dari pancuran-pancuran di obyek wisata ini dipercaya bisa menyembuhkan penyakit seperti rematik, koreng serta penyakit kulit lainnya, khususnya Pemandian Pancuran 13 yang memang memiliki pancuran berjumlah tiga belas buah.
Sejarah Objek Wisata Guci
Obyek Wisata Guci bermula setelah ditemukannya sumber mata air (bahasa jawa: tuk) di Desa Guci dan diteliti tidak mengandung racun. Pada tahun 1974 pemandian air panas dibuka untuk umum dengan fasilitas yang masih alami. Pada saat itu pengunjung dapat mandi bawah gua sumber mata air panas yang konon tempat itu merupakan daerah kekuasaan dayang Nyai Roro Kidul yang bertugas di wilayah sungai sebelah utara Gunung Slamet atau lebih dikenal Kali Gung. Dinamakan Kali Gung sebab bersinggungan dengan mata air yang agung yakni aliran mata air panas yang melimpah sepanjang tahun, dayang Nyai Roro Kidul bernama Nyai Rantensari yang berwujud naga maka di Pancuran 13 tersebut dibuat Patung Naga untuk mengingatkan akan daya mistis yang ada dikawasan Obyek Wisata Guci.
Obyek wisata Pemandian Air Panas Guci ini cukup ramai dikunjungi pada hari Kamis malam, yang keesokan harinya merupakan Jum’at Kliwon. Mitos yang berkembang, anda bisa Ngalap Berkah dengan mandi sekitar jam 12 malam dan memohon sesuatu di sini, sehingga apapun permohonan anda akan dikabulkan. Kepercayaan semacam ini sudah terjadi secara turun temurun. Tersiar kabar bahwa air panas itu terjadi setelah seorang sunan utusan Walisongo menancapkan tongkatnya ke tanah dengan membawa air panas di dalam guci tersebut, maka keluarlah air panas ini atas izin Tuhan.
Di kawasan tersebut juga terdapat pohon beringin dan pohon karet yang sudah ratusan tahun yang konon ditanam oleh keturunan Kyai Klitik yang bernama Eyang Sudi Reja dan Mbah Abdurahim pada tahun 1918. Dengan maksud agar daerah tersebut tidak mudah longsor, kuat serta rindang. Sampai sekarang pemandian air panas Guci menyimpan misteri kegaibannya sebab merupakan peninggalan para wali terdahulu penyebar agama islam, dan masih banyak tempat – tempat yang menyimpan sejarah seperti petilasan Kyai Mustofa dan makamnya di Pekaringan berjarak 5 KM dari Desa Guci, Kyai Mustofa adalah seorang ulama keturunan kanjeng Sunan Gunungjati yang syiar Islam kemudian bertapa di Desa Guci pada zaman cucu Kyai Klitik.
Ulama inilah yang memberi nama air terjun di sebelah atas Pemandian Pancuran 13 yaitu Curug Serwiti sebab banyak muncul burung serwiti dan diatas curug itu ada lagi sebuah curug yang indah bernama Curug Jedor yang tidak pernah diketahui asal muasal nama tersebut.
Akses Menuju Lokasi
Dari arah Semarang, pengunjung dapat menggunakan bus jurusan Semarang - Tegal. Setelah sampai di Terminal Tegal, pengunjung dapat melanjutkan perjalanan dengan menggunakan angkutan umum (minibus) menuju Desa Tuwel, Bojong, Tegal yang memakan waktu sekitar 30 hingga 45 menit. Dari Tuwel, perjalanan dilanjutkan dengan kendaraan bak terbuka menuju Guci. Dengan kendaraan tersebut, perjalanan sekitar 30 menit.
Tiket Harga Tiket Masuk Untuk Hari Biasa :
- Dewasa : Rp. 5.000,- + Asuransi Jasa Raharja
- Anak-anak : Rp. 4.500,- + Asuransi Jasa Raharja
- Dewasa : Rp. 7.000,- + Asuransi Jasa Raharja
- Anak-anak : Rp. 6.500,- + Asuransi Jasa Raharja
Fasilitas yang ada di kawasan Pemandian Air Panas Guci ini tergolong cukup lengkap, seperti penginapan, hotel kelas melati, villa, losmen hingga hotel berbintang. Tentunya fasilitas yang diberikan di setiap penginapan tadi berbeda-beda, tergantung dari pilihan dan harga yang anda inginkan. Di obyek wisata ini ada juga wisata hutan, lapangan tenis, kolam renang dengan air panas, lapangan sepak bola dan juga tempat perkemahan pelajar.
Advertisement